Sunday, February 14, 2010

Aku Ingat Kembali Pablo Neruda

IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita
Rabu, 06 Januari 2010
----------------------------


Aku Ingat Kembali Pablo Neruda




Hari ini, Rabu 06 Januari, 2010, kulihat di Mikrogids, sebuah terbitan mengenai acara TV Belanda, bahwa malam ini akan ditayangkan lagi film Itali (1994). Jam 20.40, stasiun TV Belgia, Canvas, akan menyajikan film Itali “Il Postino” tsb. Dengan sendirinya, kalau bukan film yang disenangi penonton, pasti tidak berulang kali disiarkan kembali di TV.



Mengapa film pemenang Oscar Award tsb begitu populer. Baiklah pembaca ikuti tulisanku yang cukup panjang-lebar mengenai film tsb. Yang paling pokok bagiku ialah bahwa film tsb memfokuskan seorang penyair raksasa di dunia,* PABLO NERUDA*. Bahwa Pablo Neruda yang Komunis itu begitu populer, mungkin bagi orang-orang yang 'komunisto-phobi' sulit untuk dicernakan dalam fikirannya. Tetapi itu urusan merekalah!



Silakan pembaca mengikuti tulisanku yang disiarkan hampir dua tahun y.l.



* * *

IBRAHIM ISA - Berbagi Cerita
Minggu, 06 Juli 2008
----------------------------------------

Film Italia - 'Il Postino' Yang Inspiratif




Sabtu malam Minggu, kecuali bila diajak anak-anak keluar atau bila ada
undangan, -- seperti biasa kami berdua suami-istri, di rumah saja.
Tinggal di rumah lebih irit, lebih berhemat ketimbang jalan-jalan ke
luar. Meskipun di rumah saja, namun tidak merasa kesepian. Karena acara
TV yang bisa ditangkap lewat kabel-TV di tempat kami ini, cukup 'kaya'.
Terserah mau pilih mengikuti acara apa, 'talk-show' bernuansa politik,
Larry King-nya CNN, CBS-nya Oprah Winfrey Show, atau nonton film yang
mana. Silakan pilih sendiri. Mana suka, ada drama, ada komedi ada krimi,
'horror' ataupun 'thriller'.


Tadi malam pilihan kami jatuh pada acara film Itali, 'Il Postino', di
kanal Nederland 2, yang bisa menyiarkan acara-acara yang bersifat
religius. Arti judul tsb, dalam bahasa Indonesia adalah 'Pengantar Pos'.
Pada periode 'tempo doeloe', orang-orang menamakannya 'postbode', tukang
antar benda-benda pos PTT. Biasanya berpakaian seragam dan bersepedah.


Film Itali 'Il Postino' dengan sutradara Inggris Michael Redford.
(produksi 1994), adalah sebuah 'late-night film' yang biasa ditayangkan
pada waktu-waktu 'week-end'. Kupilih nonton 'Il Postino', bukan karena
ceritanya -- seperti yang dimaksudkan sutradaranya. Yaitu cerita
mengenai Sang pengantar pos Mario, yang sebagai postbode kerjanya
mengantarkan surat-surat kepada PABLO NERUDA. Karena pandangan dan sikap politiknya, Pablo Neruda diasingkan pemerintah Chili, ke sebuah pulau
kecil Itali. Memang ceirtanya seperti tertera pada judulnya adalah
mengenai Mario si postbode yang karena lugu dan kesetiaannya
mengantarkan surat kepada Pablo, jadi sahabat kental Pablo Neruda.
Selanjutnya Mario jatuh cinta pada seorang gadis tercantik pulau itu.


Adegan-adegan dialog antara Mario dengan Pablo benar-benar menarik.
Mario minta pada Pablo untuk mengajarkannya membuat syair. Kita saksikan
bagaimana Pablo menjelaskan dengan sederhana, mengenai syair-syairnya
yang terkenal itu. Bisa diikuti Pablo dengan tekun membimbing Mario
membuat syair. Metamorfoso, kata Pablo. Perhatikan dan nikmati serta
kagumi keindahan alam sekitarmu, . . . alunan gelombang laut yang
menampar gua dan batu-batu, pantai, dan gunung-gumunungnya. Saksikan dan
khayati keindahan alammu itu. Lalu gunakan cara metafora, untuk
menuliskan syair atau sajakmu. Lucunya ketika Pablo menanyakan kepada
Mario apa yang paling indah dipulau itu, jawab Mario dengan lugu: Yang
paling indah bagku adalah wanita Beatrice Russo yang amat dicintainya.


Cobalah, buat sendiri sajak itu, kata Pablo.

Sungguh, di sini terasa betapa dekatnya hati dan perasaan Pablo sebagai
penyair Komunis Chili dengan Komunis wong cilik Itali. Bagi Pablo, Mario
adalah 'orang sendiri', tak ada perbedaan samasekali dengan dirinya.
Barangkali ini yang dimaksudkan bahwa mereka itu, seperti jargon yang
digunakan ketika itu, memiliki perasaan s e k l a s. Klas yang terindas!


Karena film ini menyangkut orang-orang Komunis, aku semula tidak
menyangka bahwa film ini ditayangkan oleh sebuah siaran TV yan biasa
acaranya mengenai masalah kegamaan. Tadinya tersirat dalam fikiranku,
paling-paling film ini akan menjelek-jelakkan orang-orang Komunis saja.
Tetapi ternyata tidak. Pantitia pemberi hadiah Oscar dari Amerikapun,
msih bisa melihat kenyataan. Film 'Il Postino' dinominasi hadiah Oscar,
kemudian benar juga dapat hadiah Oscar itu. Di sini mungkin orang-orang
yang sudah punya pandangan absolutisme yang tak tertolong, sulit
mengerti bagaimana film yang membagus-baguskan tokoh-tokoh Komunis, kok
ddiberi hadiah Oscar. Kok ditayangkan oleh sebuah stasiun TV Belanda,
yang biaa menyiarkan masalah kegamaan? Mereka tidak bisa menerima
realita, bahwa setiap manusia, apakah dia Komunis, Kapitalis, Demokrat
atau Katolik, diantaranya pasti ada yang jelek, tetapi juga pasti ada
yang baik. Bahkan baik dan hebat sekali, seperti Pablo Neruda. Penilaian
seperti ini, apakah ada di negeri kita?


*

* *

Ikuti sedikit lagi adegan lanjutan: -- Suatu ketika Mario minta
kepada
Pablo untuk jadi saksi dalam perkawinannya dengan kekasihnya Beatrice
Russo. Pak Pendeta Katolik di gereja itu keras sekali menolak. Dan
dengan tegas pula penolakannya itu. Tidak bisa, kata Pak Pendeta.
Pablo
itu Komunis. Komunis tidak mengakui adanya Tuhan. Jadi tidak bisa
orang yang tidak mengakui Tuhan, menjadi saksi perkawinan orang
Katolik.


Tetapi Mario tetap mendesak. Karena, selain seorang Katolik, Mario
juga
adalah Komunis. Dan ia ingin perkawinannya itu dengan Pablo Neruda
sebagai saksi. Akhirnya Pak Pendeta merima juga Komunis Pablo jadi
saksi perkawinan Mario, di gereja Katolik. Soalnya, suatu ketika,
Pak Pendeta
melihat bahwa Pablo Neruda juga pergi ke gereja untuk beribadah.
Sulit
dimengerti? Ah, tidak. Kalau mau jujur bersedia mengakui kenyataan
seperti apa adanya, maka tidaklah sulit untuk menerima semua itu.
Demikianlah, perkawinan Mario yang KOmunis dengan Beatrice Russo
berlangsung menurut tradisi Katolik dan dihadiri oleh banyak Komunis
lainnya dipulau itu. Gembira dan harmonis!


Kira-kira pada periode itu juga, banyak pendeta dikirimkan oleh
Vatikan
ke daerah perburuhan dan kaum miskin kota. Tujuannya untuk melawan
menyebarnya pengaruh Komunis di kalangan kaum buruh tsb. Berlalu
beberapa waktu kemudian, bukan kaum buruh yang dibebaskan dari
pengaruh Komunis, tetapi para pendeta yang turun ke akar rumput
itu yang kemudian jadi Komunis. Mereka adalah pendeta-pendeta
Katolik termasuk pertama yang jadi Komunis. Cerita ini kudapat
dari orang Itali sendiri.



* * *


Pasti menjadi perhatian, bahwa cerita 'Il Postino' berkisar antara
orang-orang Koumnis Itali dan Komunis Chili. Komunis-komunis Itali
adalah wong-wong cilik. Yang seorang kepala kantor pos setempat, yang
satunya adalah postbode Mario. Tapi orang Komunis yang satu lagi,
adalah adalah salah seorang RAKSASA di kalangan penyair dunia.


Di sinilah a.l menariknya film 'Il Postino' bagiku, teristimewa
ketika
mengikuti dialog antara komunis-komunis Itali dan Komunis Chili Pablo
Neruda, yang dalam tahun 1971 mendapat Hadiah Nobel. Tidakkah menarik
bagi pembaca, khususnya pembaca Indonesia yang, --- disebabkan
pengaruh
mesin propaganda ala Goebels yang dilancarkan oleh fihak Barat dan
Orba
selama puluhan tahun belakangan, sampai sekarang, kebanyakan menjadi
Komunisto-phobi? Tidak bisa lagi melakukan analisis obyektif atas
kehidupan yang nyata. Sudah lupa bahwa dalam pemilu tahun 1955 dan
1957,
kaum Komunis Indonesia pernah punya pengaruh di kalangan seperempat
pemilih Indonesia yang sah. Tetapi Indonesia pun tidak bisa lepas
dari
hukum masyarakat, hukum alam, bahwa segala sesuatu itu mengalami
perubahan!


* * *


Barangkai ada baiknya kukutip sedikit apa yang kutulis mengenai Pablo
Neruda setahun yang lalu, yaitu pada hari Natal tahun 2007, sbb:


Sebelum mengakhiri INTERMEZO ini, ada satu hal menarik dan penting
yang ingin kusampaikan mengenai seorang penyair Chili, kaliber
dunia, PABLO NERRUDA ( 12 Juni 1904 - 23 Sept 1973 ). Buku PABLO
NERUDA (tebal 455 halaman), edisi bahasa Belanda, berjudul -- 'IK
BEKEN IK HEB GELEEFD, Herinneringan', dalam bahasa Indonesianya
kira-kira, 'SAYA AKUI SAYA HIDUP, Kenang-kenangan' (Cetakan
pertama 1975), dalam waktu panjang tidak kujamah.


Mengapa aku bilang aku ini keterlaluan. Soalnya buku itu sudah tiga
tahun nangkring dimeja kecil di bagian kepala tempat tidurku.
Kubeli di
Toko Buku 'Vrije Universiteit Amsterdam', pada tanggal 13 Desember
2004.
Masyaalah baru hari ini, betul-betul aku mulai membacanya. Tentu,
pada
waktu membelinya sudah kubalik-balik juga halamannya dan membaca
semacam kata pendahuluan buku pada halaman 8.

Di situ Pablo Neruda menulis bahwa, 'Memori kenang-kenangan ini
bukanlah suatu cerita yang sambung menyambung menjadi suatu
keseluruhan yang utuh, dan di sana sini tampak adanya kekosongan.
Persis sama dengan kehidupan itu sendiri'. . . . . .


Aku tertarik membaca permulaan kata pengantarnya itu. Jauh pada
tahun limapuluhan abad lalu, aku sudah mendengar nama Pablo Neruda
yang tenar. Menjadi kebanggaan kalangan progresif dunia. Kemudian
kubaca sendiri beberapa tulisannya. Jelas Pablo Neruda adalah
seorang KOMUNIS. Seorang penyair besar! René De Costa dalam THE
POETRY OF PABLO NERUDA, menulis bahwa 'Sekali tempo ia (Pablo
Neruda) disebut Picassonya poësi, berkat pandangannya yang
banyak-seginya dan talennya untuk selalu berada di barisan depan'.

Setelah Pablo Neruda dianugerahi HADIAH NOBEL UNTUK SASTRA (1971),
perhatian khalayak sedunia semakin meningkat terhadap diri dan
syair-syair serta tulisan-tulisannya. Bukunya ' MEMORI . . . ' yang
penerbitannya ditangani oleh istrinya sendiri, amat
dinanti-nantikan dan
disambut hangat. Bukan kebetulan bahwa terbitnya buku Memori Pablo
Neruda tsb berlangsung pada tahun 1975. Yaitu tahun ketika pemerintah
progresif Kiri Partai Sosialis Presiden Salvador Allende digulingkan
oleh suatu kup militer anti-Komunis di bawah pimpinan Jendral
Pinnochet. Syukur alhamdulillah, akhirnya almarhum Presiden
Jendral Pinnochet yang telah melakukan pelanggaran HAM
besar-besaran terhadap rakyat Chili, akan diadili.


Sebelum ia meninggal (1973), Pablo Neruda sempat menjadi Dubes
Chili di Perancis. Ia menerima jabatan itu karena merasa bangga
bahwa di
negerinya, Chili, ketika itu telah berdiri suatu pemerintah Sosialis
yang progresif, di bawah Preisiden Allende. Dan ia bersedia mewakili
pemerintah Kiri seperti itu.


Meskipun umum tau bahwa PABLO NERUDA adalah seorang Komunis. Namun
tidak membikin mata mereka cadok, tapi masih mampu bersikap
obyektif, untuk melihat dan mengakui bahwa Pablo Neruda yang
Komunis itu, adalah seorang raksasa di dunia sastra , dunia
persairan internasional.


Aku lega mengetahui ini, karena ternyata di dunia ini, tidak semua
orang
matanya cadok, yang membikin mereka tidak bisa atau tidak rela
melihat
dan mengakui, bahwa orang Komunis itu tidak sedikit yang hebat-hebat.
Yang telah memberikan suri teladan, telah mengabdi pada rakyat dan
negerinya, yang patriotik dan internasionalis, dan telah memberikan
sumbangan penting dalam khazanah poësi dunia. Orang-orang yang
fikiran dan mata hatinya sudah cadok begitu mendengar nama
KOMUNIS, hati nuraninya sudah bisu, fikirannya membatu, macet,
persis seperti pahlawan anti-Komuinis MAC CARTHY di Amerika pada
tahun limapuluhan. * * *

No comments: