Sunday, February 14, 2010

*A.S. MUNANDAR, Ya Kawan, Ya Sesepuh!*

*IBRAHIM ISA*

*Selasa, 26 Januari 2010*

*------------------------------*


*A.S. MUNANDAR, Ya Kawan, Ya Sesepuh!*

**


Ami dan Nikon sekeluarga, Yanti dan Hari sekeluarga, Wiwit dan Nono sekeluarga, Endro dan Nita sekeluarga, Widio dan Andri sekeluarga, Zus Artin Darma y.b.,


Kawan-kawan dan para hadirin yth.,


Hukum alam dan kodrat Ilahi menentukan bahwa pada suatu ketika umur manusia, sebagaimana makhluk hidup lainnya, mencapai batas akhirnya. Inna Lillahi Wa Inna Lillahi Rajiun!


Saat seperti ini merupakan detik-detik teramat sedih dan berat. Ini terutama bagi anak-cucu, menantu dan sanak keluarga A.S. Munandar. Perasaan berat itu sulit dituangkan dalam kata-kata. Kepergian A.S. Munandar -- yang selalu disapa Pak Cipto atau Bung Cip, adalah saat-saat ketika kita merasakan betapa beratnya ditinggalkannya. Kepada seluruh keluarga beliau yang ditinggalkan itu, tercurah rasa belasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga tabah menghadapi kedukaan ini.


Kwan-kawannya yang senasib dan seperjuangan, benar-benar merasakan kehilangan seorang terdekat. Amat terasa kesepian itu. Kami-kami ini adalah sahabat karib dan kawan beliau. Lebih dari itu -- bagi kami A.S. Munandar -- Ya kawan, Ya Sesepuh. Beliau adalah teladan dalam langgam hidup sederhana. Amat sabar! Dan selalu akomodatif terhadap fikiran lain. Lebih-lebih lagi beliau teladan dalam berfikir dan bertindak, yang sulit ditemukan samanya.


Beruntung dan berbahagialah kami-kami ini sempat diwarisi barang yang tak ternilai artinya, berupa buku beliau: "KUMPULAN TULISAN" -- Pendapat dan Pandangan -- (1990-2009). Hendak mengenal pendapat dan pandangan A.S. Munandar, hendak mengenal siapa beliau: -- Membaca bukunya tsb akan sangat membantu.

Kiranya tak perlu saya ulangi apa yang telah saya tulis dua tiga hari ini di tempat lain mengenai A.S. Munandar. Dalam kesempatan ini, ingin saya meneruskan pendapat dan kesan dari mereka-mereka yang tergolong generasi baru di Indonesia, pemuda dan pemudi zaman kini.


Saya teruskan perasaan seorang yang pernah kenal Bung Cipto, ketika mendengar beliau telah tiada. Teman itu adalah seorang sarjana dari Indonesia yang beberapa tahun yl menambah studinya di Leiden. Dalam kesempatan itu teman tsb, S. Margana, dari Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada, -- beruntung bisa berkenalan, mengadakan pembicaraan dan beberapa kali mendengar ceramah ataupun uraian A.S. Munandar bersangkutan dengan keadaan tanah air kita.


Tulis S. Margana pada saya, sbb:


"Saya mengucapkan belasungkawa dan duka yang mendalam atas berpulangnya Pak Munandar (Bung Cip).


"*Sungguh beliau orang yang sangat hangat, cerdas dan tajam dalam menganalisis persoalan. Sebagai orang muda saya banyak belajar dari beliau baik dari ceramah-ceramahnya maupun obrolan2nya terutama di Korenbloemlan 59 (Leiden).*


"*Saya turut mendoakan semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisiNya sesuai dengan amal dan kebaikan yang telah beliau berikan pada sesama, bangsa dan tanah air.*


Selanjutnya kesan mendalam yang disampaikan oleh salah seorang keluarga besar A.S.Munandar sendiri, -- ditulisnya dalam bahasa Inggris - sbb:


"He who has sacrificed himself and even his family for the better life of the unlucky, has passed away. Until the end of his life, he always was an inspiration for his friends . . . . .


"We believe what you have fought for, has meaning even just a tiny. Our love goes with you. May you rest in peace."


< Dalam bahasa kita: "Beliau yang telah mengorbankan dirinya sendiri dan bahkan keluarganya demi kehidupan yang lebih baik bagi yang malang, telah meninggal dunia. Sampai akhir hidupnya, ia selalu merupakan inspirasi bagi kawan-kawannya . . . .

"Kami yakin bahwa yang kau perjuangkan itu, punya makna meskipun itu kecil adanya. Cinta kami bersama kau. Istirahatlah dalam kedamaian".


* * *


Kiranya kurang lengkap jika tidak saya akhiri di sini apa yang diharapkan oleh sahabat kita dari Jogyakarta tsb. Margana tidak lupa menanyakan:


"*Kalau boleh tahu bagaimana saya bisa mendapatkan buku pak Munandar itu?*


** * **


Kesan dan perasaan mendalam dari S. Margana (Jogyakarta) dan dari salah seorang sanak keluarga A.S.Munandar (Jakarta) tsb diatas, sepenuhnya mewakili perasaan dan kesan saya sendiri. Saya share fikiran mereka itu.


Adalah suatu kesempatan yang terhormat bagi saya bisa bicara sepatah dua kata untuk kawanku tercinta A.S. Munandar.


Terimakasih Ami dan Nikon!


* * *

No comments: