Sunday, February 14, 2010

*MENELAAH DUA KOREA – DUA SISTIM*

*IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita*

*Kemis, 28 Januari 2010*

*---------------------------------------*


*MENELAAH DUA KOREA – DUA SISTIM*

**


Penulis May Swan, Singapore, hari ini menyiarkan sebuah analisisnya mengenai DUA KOREA – DUA SISTIM. Suatu pemikiran yang khas dan berani. Ketika kubaca, muncul fikiran: Alangkah baiknya bila pembaca-ku juga bisa ikut membaca dan mempertimbangkan tulisan May Teo ini. Aku belum minta pendapatnya, tetapi kukiran ia setuju aku ikut menyebarkan tulisannya itu.

Bukankah begitu Mbak May?


Metode analisis May Swan dalam penulisannya tajam dan cukup mendalam. Tulisan ini cukup berat, namun ditulis dengan gaya sederhana tapi lancar dan menggunakan kalimat-kalimat yang tidak sulit difahami. Bisa dipastikan bahwa tulisan May Swan ini paling tidak, memancing dan menggugah pembaca untuk memikirkannya lebih mendalam. Dan tidak dihanyutkan oleh komentar pers Barat tentang Korea Utara, yang umum diketahui menanti-nantikan Korea Utara bubar dan tenggelam sebagai suatu sistim pemerintahan, politik dan ekonomi. Sehingga mereka bisa berteriak menepuk dada: Lihat itu satu lagi negara sosialis yang bubar!


* * *


Kukutip bagian akhir dari tulisan May Teo, yang mencengkam sbb:


“/Dua negara Korea Utara danSelatan, memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Maka apabila kesadaran ini menjadi kesadaran nasional bagi kedua pihak, maka Korea akan menjadi negara yang memiliki corak dan kepribadiannya sendiri, yang memiliki kekuatannya sendiri, akan disegani dan dihormati oleh negara-negara lain./


“/Gejala kesadaran ini nampak muncul dari kedua belah pihak, yang hanya mereka sendiri yang cerdas dan waspada yang memahaminya. Nuclear deterrence dari Korea Utara, di satu pihak menjadi andalan dan dipihak lain menjadi kekuatan yang tak boleh diremehkan oleh siapa pun juga. Inilah puncak keberhasilan nasion di Semenanjung Korea ini./


“/Dalam melihat dan mengamati perkembangan suatu bangsa, kita harus sadar akan hukum kontradiksi, aspek positif dan aspek negatif selalu eksis sejak kelahirannya sampai ketiadaannya. Kontradiksi inilah yang menyebabkan sesuatu perkembangan dan pertumbuhan sampai unsur dua aspek ini lenyap bersamanya./


“/Apa yang kita lihat, yang nampak adalah dominasi dari aspek-aspek yang bertentangan. Dikatakan baik, maju, bagus karena aspek bagusnya dominan, “kejelekannya tidak muncul. Demikian pula sebaliknya. Apa yang pada permulaannya bagus tidak berarti akan bagus selamanya, karena proses perobahan akan selalu berjalan sepanjang masa./



Silakan mengikuti analisis May Teo mengenai DUA KOREA SAAT INI.


* * *


*MAY SWAN :*


*Menanggapi Yahoo News:*

*North Korea fires artillery rounds raising tensions. *


Sejak PD II Korea pecah menjadi dua; Utara dan Selatan. Utara memilih blok Sosialis dan Selatan berpihak kepada blok Kapitalis. Ini adalah produk pasca perang, yang tak dapat dipisahkan dari kepentingan Blok Soviet dan Amerika. Kepentingan ideologi dan politik internasional.


Keadaan menjadi berubah setelah rusaknya Blok Timur yang menjadi jalan kapitalisme. Karena itu tidak ada lagi menanjamnya ancaman perang global. Yang mungkin ada adalah perang regional, seperti di Kuwait, Irak, Afghanistan yang bukan lagi perang politik Sosialisme vs Kapitalisme melainkan intinya adalah kontradiksi antara kepentingan ekonomi imperialime atau kapital monopoli besar lawan ekonomi kapitalis nasional.


Apa yang terjadi di Semenanjung Korea, adalah refleksi merosotnya kontradiksi front Sosialis vs Kapitalis besar. Ketika kaum revisionis Rusia mencapai dominasi atas kaum revolusioner di Soviet Sosialis, perkembangan situasi menjadi berubah Rusia menjadi negara kapitalis. Yang efeknya menjadi kontradiksi kaum revolusioner di dunia pun terpengaruh sebagai akibatnya. Tensinya menjadi kontradiksi antar klas kapitalis didunia.


Di Korea, Kim Il-sung memiliki karakter dan keberhasilan sendiri dalam memimpin rakyat Korea Utara menempuh jalan revolusiner, sebagai penganut dan pengikut Lenin/Stalin, berhasil menanamkan ideologi yang mendalam dan luas atas rakyat Korea Utara. Meninggalnya Kim Il-sung, tidak banyak pengaruhnya untuk merubah ideologi penerusnya, Kim Jong-il. Korea Utara berhasil mempertahankan ketegaran pemeliharaan ideologi Lenin/Stalin walaupun tidak berarti tidak adanya perubahan kuantitatifnya.


Jelas Kim muda tidak sebesar Kim senior. Oleh sebab pengaruh dari luar, situasi dan kondisi di Rusia, dan pengaruh dari dalamnya, Kim Jong-il tidak sepenuhnya sama dengan ayahnya, maka dapat dipastikan adanya perbedaan dan pergeseran. Karena itu sangat tergantung kepada kepemimpinan kolektif mereka untuk mengarahkan Korea Utara mau kemana. Kewaspadaan nasional rakyat Korea nampak sangat tinggi, sehingga dapat terus exist, bertahan melawan tekanan berat dari luar. Satu hal yang pasti Korea Utara tidak larut ke dalam kehidupan borjuasi yang membahayakan existensi dirinya seperti di Rusia dan Eropa Timur.


Dalam segi perkembangan pertahannya ia berhasil memelihara keunggulan nuklirnya baik di bidang pertahanan maupun industrinya. Pemilikan dan penguasaan nuklir ini menjadi andalan deterrence bagi Korea Utara. Kalau ini tidak dipelihara sudah lama Korea Utara ambruk sebagai akibat tekanan embargo dari Sekutu Amerika. Sebaliknya Korea Utara bagaimana pun menjadi kekuatan yang diperhitungkan terutama dari kekuatan nuklir dan senjata nuklirnya. Pers kapitalis barat perlu disaring beritanya yang membesar-besarkan segi-segi negatif rakyat Korea Utara. Ia tidak berdiri rapuh terhadap gejolak krisis ekonomi seperti yang terjadi di negeri-negeri kapitalis. Benar rakyatnya tidak sesemarak kehidupan dunia kapitalis, disebabkan oleh adanya embargo yang ketat.


Korea Selatan, hidup dalam kebebasan ekonomi liberal yang bebas bersaing. Namun ia renatan terhadap krisis ekonomi yang mesti terjadi setiap periode tertentu tak bisa dihindari. Ketika datang ancaman krisis ekonomi mereka panik untuk menyelamatkan diri dari krisis. Salah-salah dapat bangkrut karena dilanda krisis. Dalam pertahanan ia tergantung kepada sekutunya, Amerika Serikat. Maka segala kejadian di Amerika akan sangat mempengaruhi kehidupan politik, sosial dan ekonomi Korea Selatan, sama seperti negara negara yang bergantung pada AS lainnya.


Dua negara Korea Utara danSelatan, memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Maka apabila kesadaran ini menjadi kesadaran nasional bagi kedua pihak, maka Korea akan menjadi negara yang memiliki corak dan kepribadiannya sendiri, yang memiliki kekuatannya sendiri, akan disegani dan dihormati oleh negara-negara lain.


Gejala kesadaran ini nampak muncul dari kedua belah pihak, yang hanya mereka sendiri yang cerdas dan waspada yang memahaminya. Nuclear deterrence dari Korea Utara, di satu pihak menjadi andalan dan dipihak lain menjadi kekuatan yang tak boleh diremehkan oleh siapa pun juga. Inilah puncak keberhasilan nasion di Semenanjung Korea ini.


Dalam melihat dan mengamati perkembangan suatu bangsa, kita harus sadar akan hukum kontradiksi, aspek positif dan aspek negatif selalu eksis sejak kelahirannya sampai ketiadaannya. Kontradiksi inilah yang menyebabkan sesuatu perkembangan dan pertumbuhan sampai unsur dua aspek ini lenyap bersamanya.


Apa yang kita lihat, yang nampak adalah dominasi dari aspek-aspek yang bertentangan. Dikatakan baik, maju, bagus karena aspek bagusnya dominan, kejelekannya tidak muncul. Demikian pula sebaliknya. Apa yang pada permulaannya bagus tidak berarti akan bagus selamanya, karena proses perobahan akan selalu berjalan sepanjang masa.


Salam,

May Swan



* * *

No comments: