Sunday, February 14, 2010

IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita
Senin, 04 Januari 2010
----------------------------




Menyambut Tahun Baru 2010


Minggu, 03 Januari 2010.

Tanpa mempedulikan cuaca musim dingin yang suhunya mencapai di bawah 0 derajat Celcius, para peminat dan pemeduli silaturahmi 'Menyambut Tahun Baru 2010' memenuhi ruangan pertemuan gedung 'Schakel', Diemen, Holland. Penuh sesak ruangan pertemuan itu. Mengingat ruangan pertemuan memang terbatas, jumlah 167 orang yang datang pagi itu, sudah memenuhi seluruh ruangan. Beberapa tamu terpaksa berdiri.


Chalik Hamid, dari Perkumpulan Perhimpunan Persaudaraan, menyatakan, bahwa: Beberapa perkumpulan orang-orang Indonesia di Belanda, membentuk sebuah panitiya mengorganisasi Hari Silaturakhmi Menyambut Tahun Baru 2010 tsb. Dikatakannya bahwa bila hari tidak sedingin itu, pasti lebih banyak yang datang.


Cuaca yang luar biasa dingin, salju yang masih menutupi segala – serta hari ini turun lagi salju di Belanda, membikin penggemar olah raga musim dingin di Belanda bersuara: Sebentar lagi di Belanda akan bisa dinikmati pertandingan skate di alam terbuka.



* * *


Cuaca dingin yang jarang melanda Belanda di musim ini sedikitpun tidak diperdulikan oleh para peserta silaturakhmi tsb. Yang berdatangan itu bukan saja dari Belanda. Ada teman-teman Indonesia yang datang dari Swedia. Ada yang datang dari Paris dan Achen, Jerman. Juga ada sementara hadirin yang dari Indonesia, kebetulan sedang berada di Amsterdam, memerlukan untuk hadir dalam pertemuan TAHUN BARU 2010 itu.


Tidak semua mereka itu, orang Indonesia. Di antaranya tampak beberapa orang bulé. Tidak jelas apakah mereka orang Belanda atau bangsa lainnya. Yang jelas mereka itu adalah orang-orang asing yang PEDULI INDONESIA. Yang SUKA dan SENANG INDONESIA. Ya, suka pada orangnya, ya makanannya. Lebih-lebih lagi suka dan cinta pada budaya Indonesia, tari-tarian dan nyanyiannya.


Acara kebudayaan yang ditampilkan dalam pertemuan itu: Tarian Bali, Jawa dan Sunda, -- itulah kiranya yang paling menarik dan disambut hadirin. Adalah putri-putri anak teman-teman kita sendiri yang dengan indahnya membawakan tari-tarian daerah Indonesia itu. Kusebutlah nama-nama mereka: Asih – putrinya Sungkono; Agustin – putrinya A. Supardi; Putri – putrinya Hendra; Linda dan Riana. Tari-tarian Bali, Jawa dan Sunda tsb merupakan suguhan yang mengasyikkan. Paling menyenangkan dan BERMUTU.


Juga sumbangan nyayian bersama, tunggal dan pembacan sajak memberikan kesan mendalam pada hadirin. Menambah meriah suasana peringatan dan silaturakhmi.


Acara yang dibuka Melia Sulardjo dan dipandu oleh Novelin Manueke, berjalan lancar dan mulus. Sungguh merupakan suatu silaturahkmi Menyambut Tahun Baru 2010 yang hangat, berisi dan sukses. Beginilah orang-orang Indonesia dirantau mengekspresikan kerinduan dan kecintaan mereka pada tanah air Indonesia.


* * *


Tokh ingin kusoroti satu lagi aspek penting dari pertemuan 'Menyambut Tahun Baru 2010Masyarakat Indonesia di Luarnegeri.


Dalam pidato menyanbut Tahun Baru 2010, Sungkono, salah seorang ketua Perhimpunan Persaudaraan, memulainya dengan minta perhatian hadirin pada Abdurachman Wahid, mantan Presiden RI, yang wafat beberapa hari sebelumnya. Dilakukan pengheningan cipta untuk mengenang tokoh pimpinan organisasi kaum Muslimin Indonesia terbesar di Indonesia.


Pengheningan cipta untuk Gus Dur itu dirasakan memang perlu. Agar kita selanjutnya tidak melupakan sumbangsih besar Gus Dur kepada nasion dan tanah air Indonesia. Tidak melupakan ajaran dan anjuran Gus Dur kepada masyarakat, sehingga beliau sering dijuluki sebagai 'guru bangsa'.


Bukankah Gus Dur sebagai kiayai Islam, yang tak henti-hentinya menganjurkan toleransi di kalangan berbagai ummat beragama di Indonesia. Juga bukankah Gus Dur yang tak jemu-jemunya membela prinsip-prinsip kehidupan pluralis dan sekuler, tidak mencampur adukkan urusan keyakinan agama dengan urusan kenegaraan, urusan politik praktis?


Orang tak akan melupakan, bahwa Gus Dur sebagai pemimpin NU, tokoh Islam berpengaruh, ----- Tanpa tedeng aling-aling menyatakan penyesalan dan minta maaf atas keterlibatan pemuda Ansor dan sementara anggota NU, dalam pembantaian masal Peristiwa 1965!!!


Bukankah Gus Dur yang menyatakan terbuka dan tegas bahwa TAP MPRS No. XXV Th 1966, disahkan pada pemulaan periode Orba, adalah suatu keputusan yang bertentangan dengan UUD RI, bertentangan dengan prinsip-prinsip Demokrasi? Dan Gus Dur mendesak supaya TAP MPRS No XXV/1966 itu, dibatalkan?


Bukankah Gus Dur yang mengeluarkan Instruksi Presiden No. 1/Th 2000 untuk mengurus masalah orang-orang Indonesia di luarnegeri 'yang terhalang pulang' karena paspornya dengan sewenang-wenang dicabut oleh Orba?


Bukankah Gus Dur yang dengan tegas mengembalikan urusan tanggungjawab keamanan dalam negeri kepada Kepolisian. Dan dengan itu memisahkan tugas-tugas dan urusan Tentara dari urusan Kepolisian. Bukankah juga adalah Gus Dur yang dengan tegas pula memerintahkan tentara meninggalkan kegiatan politik, tidak boleh campur dalam kegiatan politik. Dan berkaitan dengan itu telah dengan berani memecat Jendral Wiranto yang membangkang.


Selanjutnya bukankah Gus Dur yang dengan lantang menyatakan agar dihidupkannnya kembali budaya etnis Tionghoa warganegara Indonesia. Halmana oleh rezim Orba dilarang selama lebih dari tiga dasawarsa!


Dan masih banyak lagi kegiatan Gus Dur, yang menunjukkan betapa beliau peduli dengan nasib bangsa dan tanah air.


* * *


Demikianlah kesan-kesan mendalam dan tak mudah dilupakan mengenai pertemuan silaturakhmi 'Menyambut Tahun Baru 2010', yang diadakan oleh orang-orang Indonesia yang bermukim di Belanda, Swedia, Jerman dan Paris.


* * *

No comments: