Sunday, February 14, 2010

SUATU TANGGAPAN --

MARCO POLO
----------
SUATU TANGGAPAN


Bung Ibrahim Isa yg terhormat,

Pertama -ingin saya sampaikan MAAF saya kpd Bung Ibrahim Isa , bhw
kendatipun Usia Bung sudah Senior melebihi usia saya sendiri - saya berkenan
dan memberanikan diri untuk menyebut kata "BUNG " instead of Bapak pada Anda.
Tetapi saya punya alasan kuat untuk memberikan Penghormatan Khusus ini. BUNG
Ibrahim Isa -saya menyebut Anda , karena dalam Usia selanjut itu - Bung
begitu Giat , Semangat , Sehat dan tetap melakukan Kegiatan yg sangat
terhormat dan berarti bagi KEMANUSIA dalma ARTI YG LUAS serta Tetap giat dn tabah dng
kemuan keras melawan Dinginnya udara dan Bekunya suhu temperatur dibawah O C


Kedua - Saya Angkat TOPI dan Respekt se-dalam2nya atas segala Kegiatan
dan hasrat yg Bung IBrahim Isa lakukan - JAUH TERHORMAT DAN JAUH TERPUJI
MELEBIHI MANUSIA2 YG KITA SEBUT "BAPAK2 PEJABAT" DAN ATAU " WAKIL2
RAKYAT " YG CENDERUNG MENIPU RAKYATNYA ..dari pada MEWAKILI INTEREST
DAN KEBUTUHAN RAKYATNYA DAN BANGSA SERETA NEGARANYA . BUNG
IBRAHIM ISA adalah TETAP SEORANG PEMUDA - melebihi sekian banyak
PEMUDA indonesia yg mungkin masih banyak dan tetap
MENGKULTUSKAN ORBA dan SOEHARTONYA - rEZIM yg sebaliknya telah menunjukkan
kegiatannya yg ANTI KEMANUSIAAN dlm arti yg Luas.

Meskipun Sepeda dapat dikatakan adalah Kendaraan se-hari
yg lumrah dipergunakan Masyarakat Belanda di komunity Evropah ini, namun
Bersepeda dlm Usia selanjut itu (8O thn) dalam udara yg dingin membeku
dan licin serta harus berdiri sekurang-kurangnya 1 Jam diudara dan ruang
terbuka yg membeku itu ...

untuk mengumpulkan DANA KEMANUSIAAN ( dari Amnesty
International ) yg kembali dipergunakan untuk Tujuan Mulia tsb diatas - maka
atas segala Usaha dan Kegiatan BUNG yg terhormat dan mulia ini - PATUTLAH
PEMERINTAH INDONESIA DAN DPR SECARA KESELURAHNNYA MERASA MALU DAN KECIL
DIHADAPAN seorang seperti BUNG IBRAHIM ISA , BUNG A
MUNANDAR ( Almarhum) dan Banyak Lagi SENIOR "PEMUDA " PEJUANG - baik yg
ditanah air -

maupun yg tetap bermukin di Luar Negri , baik yg dihalangi
pulang ke TA oleh Rezim Lalim Soeharto - maupun yg karena sesuatu hal
lainnya harus menetap di luar Negri dan Tetap Berjuang dan mencurahkan Perhatian dan
dng Credit Moril yg tinggi tetap emikirkan -menyumbangkan pikirannya dan
tenaganya untuk hal yg satu dan mulia : DEMI UNTUK KEHIDUPAN DEMOKRATIS YG
SEBENARNYA, UNTUK KEADILAN HUKUM DAN UNTUK KEMAJUAN DAN KEMAKMURAN
SERTA KEMAJUAN BANGSA DAN NEGARANYA ´- demi untuk KEMANUSIAN DAN HAK2NYA



Ketiga - Diantara Kesibukan Kita semua masing2 yg Kita semua hadapi
se-hari2 dan diantara sekian banyak Informasi dan berita yg masuk dari
berbagai milis , dari surat kabar elektronic dan lain2 sumber berita serta dari Kawan2 milist secarA individuil - " KOLOM IBRAHIM ISA " (yg memuat banyak berita menarik
dari berbagai Topic ) - tetap saya ikuti dan menjadi perhatian saya diantara banyaknyA sumber2 Informasi yg saya terima.

Sebagai akhir kata - ingin saya sampaikan TERIMA KASIH atas
berita2 yg Anda suguhkan dalam mibar GELORA 45 ini dan Respekt Saya atas
segala usaha dan kegiatan Bung Ibrahim Isa yg dalam Usia begitu Lanjut tetap
mempertahankan KEMUDAANYA - BAIK FYSIK MAUPUN PSYCHIS melebihi generasi2 yg
lebih bahkan jauh lebih muda.SEMOGA ANDA TETAP SEPERTI ANDA
SEKARANG : TETAP SEHAT (Jiwa -raga) - TETAP BISA HIDUP AKTIVE - TETAP
HIDUP DNG SEMANGAT DAN OPTIMIST DAN BERJIWA BESAR . INDONESIA membutuhkan PEJABAT2 DAN WAKIL2 RAKYATNYA YG BERKWALITAS DAN BERMORAL TINGGI - AGAR BISA PULA MENUNJUKKAN "KEBESARANNYA" SEBAGAI INDONESIA RAYA .....ATAU TENGGELAM DALAM MIMPI BURUK YG DICIPTAKAN PARA PEJABAT PEMERINTAH DAN LEMABAGA2 NYA....


SELAMAT SIANG , SORE DAN MALAM

Marc .

-------Original Message-------



From: isa

Date: 7.2.2010 21:38:31

To: GELORA45

Subject: [GELORA45] IBRAHIM ISA -- Berbagi Cerita - TJRÉK -- TJRÉK -- TJRÉK
KAMPANYE 'KOLEKTE' DANA





IBRAHIM ISA -- Berbagi Cerita

Minggu, 07 Februari 2010

------------------------------------------





TJRÉK -- TJRÉK -- TJRÉK KAMPANYE 'KOLEKTE' DANA

AMNESTY INTERNASIONAL (1)





Tjrék -- Tjrék -- Tjrék -- .





.Itu adalah bunyi ketika kotak pengumpulan dana AI digoncang-goncangkan.
Memang, tema cerita kali ini di sekitar pengumpulan dana oleh organisasi
Human Rights, Amnesty International, Afd Nederland. Kampanye itu berlangsung
di seluruh negeri. Dimulai hari Minggu tanggal 7 s/d 13 Februari 2010.
Tjrék, tjrék, tjrék, begitulah suara yang terdengar sampai jauh, bila para
sukarelawan Amnesty Internatioanal melakukan tugasnya.




Suhu cuaca musim dingin meskipun sudah masuk minggu kedua Februari, tokh
masih tetap saja dingin. Berjalan di luar rumah bukan alang kepalang
dinginnya. Tetapi naik sepeda lebih-lebih lagi. Kaki menginjak pedal terus
menerus, tetapi suhu badan tak kunjung hangat.




Namun, jam 14.00 siang tadi aku berangkat besepeda menuju Amsterdam Bijlmer
Arena. Nama baru daerah pertokoan, Stadion Ajax, Cinema Pathé (dengan 14
ruangan bioskop yang sekaligus mempertunjukkan film-film baru itu), Music
Hall Heinekens, dll adalah "ARENA BOULEVARD". Kesitu itu, sudah kurancang
beberapa hari yang lalu akan bersepedea. Urusanku ke sana ialah: Sebagai
sukararelawan mengumpulkan dana untuk Amnesty International Nederland.
Paling tidak satu jam aku berdiri di situ. Lebih lama dari itu rasanya sudah
tak sanggup lagi. Harus tau diri, kan?





Orang-orang yang berlalu-lalang dan lewat di situ harus dihampiri, disapa
dengan ramah dan senyum. Sambil menatap wajahnya aku berucap keras: "Wilt U,
een bijdrage doen voor Mensenrechten? Geef om Vrijheid!memberikan sumbangan untuk Hak-Hak Manusia? Berilah Demi Kebebasan>.




Sudah kemarin dulu Ny Lisa Francken khusus datang bersepeda ke rumah. Ia
sendiri mengantarkan kotak plastik keras untuk pengumpulan dana Amnesty
International ke rumah. Katanya, biarlah ia yang mengantar kotak itu.
Mengingat usiaku yang sudah s e n i o r. Ketika sambil lalu kukatakan bahwa
tahun ini aku memasuki usia 80th, Ny Francken tercengang. Ha, delapan puluh?
reaksinya. Ya, aku suka melakukan kegiatan sukarela untuk Amnesty
Internasional, kataku.




Di dalam fikiranku, dengan catatan sesungguhnya tidak sedikit pendapat dan
kritik yang kuajukan terhadap Amnesty International Nederland. Nanti bisa
bisa dibaca lagi suratku kepada Ketua Amnesty International, Nederland, 2009






Ny L. Francken bertindak sebagai kordinator untuk kampanye pengumpulan dana
di daerah Amsterdam Zuidoost. Amnesty Internatioanal Nederland, seperti
halnya organisasi kemanusiaan serupa di banyak negeri di seluruh dunia,
setiap tahun melakukan kampanye pengumpulan dana. Hal ini disebabkan prinsip
yang dipegang Amnesty International, yakni dalam kegiatannya menolak subsidi
pemerintah. Jadi, dalam hal dana untuk melakukan kegiatannya, Amnesty
sepenuhnya bersandar pada iuran anggota-anggotanya. Juga dari pelbagai
sumbangan tak mengikat, yang jumlahnya cukup besar.




Kegiatan AI Nederland untuk hak-hak azasi manusia cukup luas. Anggaran
Belanjanya untuk th 2008 saja meliputi tidak kurang dari Euro 23,9 juta .
Pengeluaran terbesar yaitu Euro 5,8 juta, atau 24% dari seluruh AB, adalah
untuk aksi-aksi. Sedangkan sejumlah Euro 7,4 juta, atau 31%, adalah
sumbangan yang diberikan oleh AI Nederland kepada Sekretariat International
Amnesty di London yang melakukan dan mengkordinir aksi-aksi dan kegiatan
lainnya secara internasional. Untuk peningkatan kesadaran masyarakat
mengenai hak-hak azasi manusia dan pembelaannya dikeluarkan uang sejumlah
Euro 3,2 juta, atau 14% dari AB.




Ini sekaar gambaran tahun 2008. Laporan mengenai AB 2009 akan disampaikan
pada tanggal 2 Juni 2010 dimuka Rapat Umum Anggota AI Nederland





* * *





Siang itu, meski salju sudah lumer dan lenyap dari permukaan bumi, namun
suhu cuaca masih tetap dingin. Kukira sekitar nol derajat C. Dengan
mengenakan kupluk wol, jacket kulit dan sarungtangan wol, orang tua seumurku
ini, syukur Alhamdulillah, masih bisa juga bersepeda. Tidak jauh. Hanya
beberapa menit saja dari rumah kami. Lalu berdiri di cuaca dingin di situ.





Kampanye Amnesty International Afdeling Nederland untuk pengumpulan dana
dilakukan setiap tahun. Selalu dimulai awal Februari. Entah mengapa bulan
Februari itu yang dijadwal untuk kegiatan pengumpulan dana, aku tak mengerti


Kan masih dingin sekali di luar rumah.




Untuk diketahui: Kegiatan pengumpulan dana tsb pada pokoknya dilakukandi
luar rumah. Pokoknya tidak 'indoor´, tetapi 'outdoor'. Biasanya di
sekolah-sekolah, gereja, perpustakaan, daerah pertokoan, stasiun-stasiun
kereta-api, tram atau metro. Disitulah dilakukan pengumpulan. Seperti orang ngamen'. Di tempat tempat
banyak orang.













Tahun ini sebagai anggota AI Nedeland aku ikut lagi 'ngamen' cari dana.
Kalau orang tidak tau, dikira pengumpul dana AI seperti orang-orang yang dakloos'. Orang-orang yang tak punya rumah. Mereka lalu diorganisasi untuk
pengumpulan dana keperluan organisasi mereka.




Amnesty International bukan organisasi ´dakloos´ ! Ini jleas. Sukarelawan
yang ikut dengan kampanye pengumpulan dana 2010 Amnesty International
berjumlah ribuan.





Kegiatan AI yang semacam ini adalah suatu kegiatan yang masih mampu dan
ingin
kulakukan. Meskipun untuk itu, dalam cuaca dingin harus mau berada di luar
satu dua jam.Dengan sabar minta perhatian orang banyak terhadap kegiatan AI
Nederland. Menjelaskan sedikit tentang arti penting organisasi membela HAM
seperti Amnesty Internaional.





* * *





Demikianlah siang tadi ketika berdiri di muka Stasiun KA Amsterdam Bijlmer
Arena, di antara dua gedung besar, Cinema Pathé dan Media Markt, aku berhasil' menarik sejumlah simpatisan untuk mengorek pundi-pundi atau
kantongnya. Mengeluarkan satu atau beberapa mata uang logam Euro dan
menjebloskannya di kotak AI yang kupegang.





Pengalaman serupa ini sudah berkali-kali. Sebagian terbesar orang yang lewat
ketika ditegur-sapa dengan ramah untuk memberikan sumbangan mereka, cuma
meléngos saja. Dengan senyumnya yang dibuat-buat.





Tetapi yang ini lain -- Tahun lalu tak ada pengalaman seperti ini: Seorag
ibu dengan dua orang anaknya menunggu dimuka gedung Cinema Pather, -- rupanya
sedang menanti waktu pemutaran film--. Sang ibu memandang aku dari jauh. Ia
tersenyum, lalu memberikan anak-anaknya masing-masing mata uang logam.
Anak-anak itu disuruhnya menghampiri aku dan masing-masing mencemplungkan
mata uang dari ibunya itu.




´Anekdot´ ini sepertinya tak punya arti apa-apa. Tetapi bagiku punya arti
besar. Karena menyaksikan sendiri seorang ibu bersimpati dengan gerakan
kemanusiaan Amnesty International. Lebih mengesankan lagi, sang ibu mendidik
anak-anaknya untuk bersikap sama. Menjadi pendukung gerakan kemanusiaan.




Peristiwa sejenak ini amat bikin lega hati. Kalau diperiksa pasti tidak
seberapa uang yang dimsukkannya ke dalam kotak dana. Tetapi arti penting
terletak pada semangat sang ibu dan arti pendidikan bagi anak-anaknya.
Bersimpati pada aksi demi kemanusiaan.





Lain lagi sikap Polisi.
Dua orang agen polisi dengan mobil datang menghampiriku. Aku sodorkan kotak
dana AI. Tuan mau memberikan sumbangan, tanyaku. Tidak! Saya mau tanya pada
tuan, kata agen polisi itu. Apakah tuan ada izin untuk melakukan kolekte di
sini? Ya, pasti, jawabku tegas. Aku tunjukkan legitimasi brupa kartu plastik
dari AI Nederland yang kukalungkan di lileherku. Ini, kataku.





Ah, itu legitimasi. Bukan izin. Ya, kataku, kartu ini dua fungsinya. Satu
sebagai legitimasi. Satu lagi sebagai tanda izin. Aku mulai propaganda
tentang pentingnya hak-hak manusia yang di banyak negeri di dunia dilanggar
sewenang-wenang. Dua agen itu cakap-cakap di dalam mobil. Sambil
mengangguk-angguk lalu berangkat.
Heh, aku pikir. Bukan menyokong, tetapi mau cari-cari alasan untuk mengusir
aku dari situ.




Tak lama lagi datang lagi minibus. Ada 4-5 orang agen polisi di dalamnya.
Seorang yang agak tua, turun. Sambil senyum bertanya: Apa tuan punya izin
melakukan kolekte disini? Pertanyaan yang sama lagi, fikirku. Ya, jawabku.
Izin yang kuperoleh adalah untuk seluruh wilayah Amterdam Zuidoost. Oh, kata
polisi, hari ini ada pertandingan antara kesebelasan Ajax lawan Twente. Jadi
ini hari pertandingan. Oleh karena itu tuan tidak boleh berkolekte di sini.
Tuan pergi saja ke Winkelcentrum Amserdamse Poort. Ah, aku bilang, ini hari
Minggu sedikit sekali orang di situ.




Aku berdiri saja di situ. Tetapi agen-agen polisi itu menunggu sampai aku
pergi dari tempat itu. Sebelum aku berangkat, aku katakan kepada polisi,
saya ini suka menulis. Saya ingin menulis kali ini bahwa Polisi Amsterdam
ikut memberikan sumbagan dana untuk Amnesty International. Sambil senyum
assam, agen-agen polisi itu mengatakan -- Ah, kami ini sedang bertugas di
sini. Jadi sedikitpun tidak menyumbang, tanyaku. Ah tidak!, katanya.





* * *





Kampanye ini baru dimulai. Aku masih akan keluar dengan kotak dana AI, dan
menyapa orang-orang lalu, minta perhatian mereka terhadap usaha dan kegiatan
Amnesty International.




Maka paling tidak masih satu kali lagi akan kutulis dalam ruangan ini
mengenai Amnesty International dan kampanye pengumpulan dana yang
berlangsung sekarang ini.

(BERSAMBUNG)





* * *

No comments: