Sunday, February 14, 2010

TJRÉK – TJRÉK KAMPANYE KOLEKTE DANA

IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita
Minggu, 07 Februari 2010
-----------------------------

TJRÉK – TJRÉK – TJRÉK KAMPANYE KOLEKTE DANA
AMNESTY INTERNASIONAL (1)


Tjrék – Tjrék – Tjrék –


.Itu adalah bunyi ketika kotak pengumpulan dana AI digoncang-goncangkan. Memang, tema cerita kali ini di sekitar pengumpulan dana oleh organisasi Human Rights, Amnesty International, Afd Nederland. Kampanye itu berlangsung di seluruh negeri. Dimulai hari Minggu tanggal 7 s/d 13 Februari 2010.

Tjrék, tjrék, tjrék, begitulah suara yang terdengar sampai jauh, bila para sukarelawan Amnesty Internatioanal melakukan tugasnya.


Suhu cuaca musim dingin meskipun sudah masuk minggu kedua Februari, tokh masih tetap saja dingin. Berjalan di luar rumah bukan alang kepalang dinginnya. Tetapi naik sepeda lebih-lebih lagi. Kaki menginjak pedal terus menerus, tetapi suhu badan tak kunjung hangat.


Namun, jam 14.00 siang tadi aku berangkat besepeda menuju Amsterdam Bijlmer Arena. Nama baru daerah pertokoan, Stadion Ajax, Cinema Pathé (dengan 14 ruangan bioskop yang sekaligus mempertunjukkan film-film baru itu), Music Hall Heinekens, dll adalah “ARENA BOULEVARD”. Kesitu itu, sudah kurancang beberapa hari yang lalu akan bersepedea. Urusanku ke sana ialah: Sebagai sukararelawan mengumpulkan dana untuk Amnesty International Nederland. Paling tidak satu jam aku berdiri di situ. Lebih lama dari itu rasanya sudah tak sanggup lagi. Harus tau diri, kan?


Orang-orang yang berlalu-lalang dan lewat di situ harus dihampiri, disapa dengan ramah dan senyum. Sambil menatap wajahnya aku berucap keras: “Wilt U, een bijdrage doen voor Mensenrechten? Geef om Vrijheid!.


Sudah kemarin dulu Ny Lisa Francken khusus datang bersepeda ke rumah. Ia sendiri mengantarkan kotak plastik keras untuk pengumpulan dana Amnesty International ke rumah. Katanya, biarlah ia yang mengantar kotak itu. Mengingat usiaku yang sudah s e n i o r. Ketika sambil lalu kukatakan bahwa tahun ini aku memasuki usia 80^th , Ny Francken tercengang. Ha, delapan puluh?, reaksinya. Ya, aku suka melakukan kegiatan sukarela untuk Amnesty Internasional, kataku.


Di dalam fikiranku, dengan catatan sesungguhnya tidak sedikit pendapat dan kritik yang kuajukan terhadap Amnesty International Nederland. Nanti bisa bisa dibaca lagi suratku kepada Ketua Amnesty International, Nederland, 2009.


Ny L. Francken bertindak sebagai kordinator untuk kampanye pengumpulan dana di daerah Amsterdam Zuidoost. Amnesty Internatioanal Nederland, seperti halnya organisasi kemanusiaan serupa di banyak negeri di seluruh dunia, setiap tahun melakukan kampanye pengumpulan dana. Hal ini disebabkan prinsip yang dipegang Amnesty International, yakni dalam kegiatannya menolak subsidi pemerintah. Jadi, dalam hal dana untuk melakukan kegiatannya, Amnesty sepenuhnya bersandar pada iuran anggota-anggotanya. Juga dari pelbagai sumbangan tak mengikat, yang jumlahnya cukup besar.


Kegiatan AI Nederland untuk hak-hak azasi manusia cukup luas. Anggaran Belanjanya untuk th 2008 saja meliputi tidak kurang dari Euro 23,9 juta . Pengeluaran terbesar yaitu Euro 5,8 juta, atau 24% dari seluruh AB, adalah untuk aksi-aksi. Sedangkan sejumlah Euro 7,4 juta, atau 31%, adalah sumbangan yang diberikan oleh AI Nederland kepada Sekretariat International Amnesty di London yang melakukan dan mengkordinir aksi-aksi dan kegiatan lainnya secara internasional. Untuk peningkatan kesadaran masyarakat mengenai hak-hak azasi manusia dan pembelaannya dikeluarkan uang sejumlah Euro 3,2 juta, atau 14% dari AB.


Ini sekaar gambaran tahun 2008. Laporan mengenai AB 2009 akan disampaikan pada tanggal 2 Juni 2010 dimuka Rapat Umum Anggota AI Nederland


* * *


Siang itu, meski salju sudah lumer dan lenyap dari permukaan bumi, namun suhu cuaca masih tetap dingin. Kukira sekitar nol derajat C. Dengan mengenakan kupluk wol, jacket kulit dan sarungtangan wol, orang tua seumurku ini, syukur Alhamdulillah, masih bisa juga bersepeda. Tidak jauh. Hanya beberapa menit saja dari rumah kami. Lalu berdiri di cuaca dingin di situ.


Kampanye Amnesty International Afdeling Nederland untuk pengumpulan dana

dilakukan setiap tahun. Selalu dimulai awal Februari. Entah mengapa bulan

Februari itu yang dijadwal untuk kegiatan pengumpulan dana, aku tak mengerti.

Kan masih dingin sekali di luar rumah.


Untuk diketahui: Kegiatan pengumpulan dana tsb pada pokoknya dilakukandi luar rumah. Pokoknya tidak 'indoor´, tetapi 'outdoor'. Biasanya di sekolah-sekolah, gereja, perpustakaan, daerah pertokoan, stasiun-stasiun kereta-api, tram atau metro. Disitulah dilakukan pengumpulan. Seperti orang 'ngamen'. Di tempat tempat

banyak orang.




Tahun ini sebagai anggota AI Nedeland aku ikut lagi 'ngamen' cari dana. Kalau orang tidak tau, dikira pengumpul dana AI seperti orang-orang yang 'dakloos'. Orang-orang yang tak punya rumah. Mereka lalu diorganisasi untuk pengumpulan dana keperluan organisasi mereka.


Amnesty International bukan organisasi ´dakloos´ ! Ini jleas. Sukarelawan yang ikut dengan kampanye pengumpulan dana 2010 Amnesty International berjumlah ribuan.


Kegiatan AI yang semacam ini adalah suatu kegiatan yang masih mampu dan ingin

kulakukan. Meskipun untuk itu, dalam cuaca dingin harus mau berada di luar satu dua jam.Dengan sabar minta perhatian orang banyak terhadap kegiatan AI Nederland. Menjelaskan sedikit tentang arti penting organisasi membela HAM seperti Amnesty Internaional.


* * *


Demikianlah siang tadi ketika berdiri di muka Stasiun KA Amsterdam Bijlmer Arena, di antara dua gedung besar, Cinema Pathé dan Media Markt, aku 'berhasil' menarik sejumlah simpatisan untuk mengorek pundi-pundi atau kantongnya. Mengeluarkan satu atau beberapa mata uang logam Euro dan menjebloskannya di kotak AI yang kupegang.


Pengalaman serupa ini sudah berkali-kali. Sebagian terbesar orang yang lewat ketika ditegur-sapa dengan ramah untuk memberikan sumbangan mereka, cuma meléngos saja. Dengan senyumnya yang dibuat-buat.


Tetapi yang ini lain -- Tahun lalu tak ada pengalaman seperti ini: Seorag ibu dengan dua orang anaknya menunggu dimuka gedung Cinema Pather, – rupanya sedang menanti waktu pemutaran film--. Sang ibu memandang aku dari jauh. Ia tersenyum, lalu memberikan anak-anaknya masing-masing mata uang logam. Anak-anak itu disuruhnya menghampiri aku dan masing-masing mencemplungkan mata uang dari ibunya itu.


´Anekdot´ ini sepertinya tak punya arti apa-apa. Tetapi bagiku punya arti besar. Karena menyaksikan sendiri seorang ibu bersimpati dengan gerakan kemanusiaan Amnesty International. Lebih mengesankan lagi, sang ibu mendidik anak-anaknya untuk bersikap sama. Menjadi pendukung gerakan kemanusiaan.


Peristiwa sejenak ini amat bikin lega hati. Kalau diperiksa pasti tidak seberapa uang yang dimsukkannya ke dalam kotak dana. Tetapi arti penting terletak pada semangat sang ibu dan arti pendidikan bagi anak-anaknya. Bersimpati pada aksi demi kemanusiaan.


Lain lagi sikap Polisi.

Dua orang agen polisi dengan mobil datang menghampiriku. Aku sodorkan kotak dana AI. Tuan mau memberikan sumbangan, tanyaku. Tidak! Saya mau tanya pada tuan, kata agen polisi itu. Apakah tuan ada izin untuk melakukan kolekte di sini? Ya, pasti, jawabku tegas. Aku tunjukkan legitimasi brupa kartu plastik dari AI Nederland yang kukalungkan di lileherku. Ini, kataku.


Ah, itu legitimasi. Bukan izin. Ya, kataku, kartu ini dua fungsinya. Satu sebagai legitimasi. Satu lagi sebagai tanda izin. Aku mulai propaganda tentang pentingnya hak-hak manusia yang di banyak negeri di dunia dilanggar sewenang-wenang. Dua agen itu cakap-cakap di dalam mobil. Sambil mengangguk-angguk lalu berangkat.

Heh, aku pikir. Bukan menyokong, tetapi mau cari-cari alasan untuk mengusir aku dari situ.


Tak lama lagi datang lagi minibus. Ada 4-5 orang agen polisi di dalamnya. Seorang yang agak tua, turun. Sambil senyum bertanya: Apa tuan punya izin melakukan kolekte disini? Pertanyaan yang sama lagi, fikirku. Ya, jawabku. Izin yang kuperoleh adalah untuk seluruh wilayah Amterdam Zuidoost. Oh, kata polisi, hari ini ada pertandingan antara kesebelasan Ajax lawan Twente. Jadi ini hari pertandingan. Oleh karena itu tuan tidak boleh berkolekte di sini. Tuan pergi saja ke Winkelcentrum Amserdamse Poort. Ah, aku bilang, ini hari Minggu sedikit sekali orang di situ.


Aku berdiri saja di situ. Tetapi agen-agen polisi itu menunggu sampai aku pergi dari tempat itu. Sebelum aku berangkat, aku katakan kepada polisi, saya ini suka menulis. Saya ingin menulis kali ini bahwa Polisi Amsterdam ikut memberikan sumbagan dana untuk Amnesty International. Sambil senyum assam, agen-agen polisi itu mengatakan -- Ah, kami ini sedang bertugas di sini. Jadi sedikitpun tidak menyumbang, tanyaku. Ah tidak!, katanya.


* * *


Kampanye ini baru dimulai. Aku masih akan keluar dengan kotak dana AI, dan menyapa orang-orang lalu, minta perhatian mereka terhadap usaha dan kegiatan Amnesty International.


Maka paling tidak masih satu kali lagi akan kutulis dalam ruangan ini mengenai Amnesty International dan kampanye pengumpulan dana yang berlangsung sekarang ini.

(BERSAMBUNG)


* * *

No comments: