Tuesday, November 20, 2012

*PENYEBAB UTAM A KEKERASAN ADALAH PENDUDUKAN ISRAEL ATAS PALESTINA*

*Kolom IBRAHIM ISA
Minggu, 18 November 201*
------------------------


*PENYEBAB UTAM A KEKERASAN ADALAH PENDUDUKAN ISRAEL ATAS PALESTINA*


Akhir-akhir ini --- Ketegangan dan kekerasan di Timur Tengah berkobar lagi. Antara Israel dan wilayah Gaza Palestina semakin gencar tembak-menembak roket yang menimbukan korban penduduk dan perumahan di dua belah fihak. PM Israel Natanyahu mengumumkan mobilisasi puluhan ribu cadangan militer.


Tanda-tanda Israel akan melakukan invasi militer lagi ke Gaza Palestina semakin nyata. Bahaya peperangan akan meletus dan akan melibatkan negeri-negeri sekitar, seperti Iran dan Turki, dll tidak bisa dianggap kecil.


Apakah penyebab ketegangan baru di antara Pa;lestina dan Israel?

Tidak usah dicari terlalu jauh. Sudah jelas:


*PENYEBAB UTAMA ADALAH DIDUDUKINYA PALESTINA OLEH ISRAEL . *


* * *


*Solidaritas negeri-negeri Asia dan Afrika terhadap perjuangan adil rakyat Palestina, KHUSUSNYA SOLIDARITAS INDONESIA, * ---


Jangan hanya terbatas pada pernyataan-pernyataan dan seruan-seruan. Seperti yang selama ini kita lihat. Langkah-langkah dan tindakan kongkrit dinantikan dan amat diperlukan!


*MISALNYA, --- supaya Dunia Internasional dan PBB SEGERA MENGAKUI PALESTINA SEBAGAI NEGARA MERDEKA* dan mendukung niat pemerintahan Presiden Abbas di PBB untuk pengakuan resmi PBB atas Palestina sebagai negara meredeka yang diduduki Israel.


* * *


Di bawah ini dipublikasi ulang tulisan (Kolom Ibrahim Isa, 24 Oktober 2007; Disiarkan di Kabar Indonesia, Sastra Pembebasan dan beberapa mailist dan website lainnya) berkenaan dengan situasi perjuangan rakyat Palestina serta saling hubungannya dengan SOLIDARITAS ASIA-AFRIKA.


*PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA &
KEWAJARAN SOLIDARITAS ASIA - AFRIKA
*
Sebuah berita dari Jakarta, -- (Tempo, 23 Oktober 2007) -- ,
mengungkapkan bahwa, bersama Afrika Selatan, Indonesia berrencana
menggelar konferensi untuk Palestina. Konferensi ini akan diikuti
negara-negara Afrika dan Asia. Tujuannya: - - - Meningkatkan kapasitas
Palestina. Demikian berita dari Jakarta.

Meskipun berita tsb belum dikonfermasi resmi oleh Kementerian Luarnegeri
RI, -- ide menggelar konferensi negeri-negeri Asia-Afrika, dengan tujuan
membantu perjuangan rakyat Palestina, itu sepenuhnya nyambung dengan
SEMANGAT BANDUNG. Hal itu menjawab tuntutan perjuangan rakyat Palestina untuk kemerdekaan bagi bangsa dan negerinya.

Salah satu keputusan Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955), adalah
mendukung perjuangan rakyat Palestina. Indonesia sebagai salah satu
pemrakarsa dan tuanrumah dari Konferensi Bandung yang bersejarah dan
membikin sejarah itu, seharusnya sudah lebih dulu mencetuskan IDE
SOLIDARITAS ASIA-AFRIKA terhadap perjuangan rakayat Palestina. Jangan
sekal-kali melupakan bahwa ketika bangsa kita sedang berjuang melawan
kolonialisme dan imperialisme untuk kemerdekaan nasional yang penuh,
banyak bangsa-bangsa lain, khususnya Asia dan Afrika dengan sepenuh hati
mendukung dan membantu perjuangan kita. Jangan sekali-kali melupakan
solidaritas Asia-Afrika tsb.
*
Konferensi Asia-Afrika, Bandung, 18 - 29 April 1955*, yang dihadiri oleh
29 negeri dan wilayah Asia dan Afrika, menandaskan dalam Komunike Akhir
Konferensi bahwa:

'Mengingat ketegangan di Timur Tengah yang disebabkan oleh keadaan di
Palestina serta ketegangan tersebut dapat membahayakan perdamaian dunia,
Konferensi Asia - Afrika menyatakan dukungannya terhadap hak-hak
penduduk Arab Palestina dan menyerukan agar resolusi tentang Palestina
dilaksanakan serta dicapainya penyelesaian damai persoalan Palestina.' <
Komunike Akhir Konferensi Asoa-Afrika'; Bab E. Masalah-Masalah Lainnya,
Bandung 24 April 1955>.

* * *

Dalam keterangan pers bersama Presiden MAHMOUD ABBAS, Presiden Bambang Susilo Yudhoyono, dalam kesempatan itu, telah mengeluarkan prakarsa yang benar dan tepat. Prakarsa SOLIDARITAS ASIA-AFRIKA, yang bersumber pada KONFERENSI Asia-Afrika di BANDUNG, 52 tahun yang lalu.


Pernyataan SBY tsb seyogianya, sudah sejak lama direncanakan dan
diusahakan, tanpa menunggu kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Yang diperlukan sekarang adalah tindak-lanjut, suatu follow-up yang
tegas dan segera. Kementerian Luar Negeri RI, tanpa menanti-nanti lagi,
seyogianya mengambil langkah-langkah kongkrit pendekatan dengan
negara-negara Asia dan Afrika demi perealisasian solidartas Asia-Afrika
dengan perjuangan rakyat Palestina.
*
HIDUPNYA KEMBALI SEMANGAT SOLIDARITAS ASIA -AFRIKA *

Sejarah Asia-Afrika dan sejarah dunia mencatat, bahwa, yang paling
ditakuti dan dibenci oleh kolonialisme, imperialisme, apartheid Arika
Selatan dan 'zionisme' ---- ketika itu, adalah SEMANGAT PERJUANGAN
KEMERDEKAAN serta SOLIDARITAS dalam perjuangan demi bebas dari
kolonialisme dan imperialisme. Solidaritas, atau SEMANGAT Bandung yang
lahir dari KONFENRENSI ASIA-AFRIKA di Bandung adalah semangat dan
solidaritas perjuangan untuk lepas dari kolonialisme. Adalah solidaritas
memperjuangkan identitas sendiri yang berdikari, yang bebas dari
pertarungan dan tekanan negara-negara besar supra dalam 'Perang Dingin'
ketika itu. Suatu semangat perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang
mengambil posisinya sendiri dalam kehidupan bangsa-bangsa, yang sama
derajat dengan bangsa-bangsa lainnya. Suatu semangat yang memperjuangkan
suatu politik luarnegari yang bebas dan aktif untuk perdamaian dunia.

Dalam peryataan solidaritas Indonesia dengan Palestina dalam perjuangan
demi kemerdekaan bangsa dan tanah air Palestina, Presiden SBY a.l.
menyatakan:

'Harapan kami, komunitas Asia-Afrika memiliki tanggung jawab ikut
memberikan bantuan kapasitas sehingga Palestina memiliki kemampuan yang
akhirnya nanti menjadi negara yang berdaulat dan merdeka'.

Dalam sambutannya atas prakarsa Indonesia tsb, Presiden Mahmoud Abbas
(Juga Ketua Komite Eksekutif PLO - Palestinian Liberation Organization -
organisasi pejuang pembebasan Palestina yang utama terpenting di
Palestina --) menyatakan:


"Itu dukungan yang nyata yang diharapkan bangsa kami,"

* * *

*PENGARUH IMBANGAN KEKUATAN DALAM PETA POLITIK DUNIA *

Dengan sedikit menoleh ke balakang, ke situasi dan peta politik serta
imbangan kekuatan di dunia internasional dewasa itu, sedikit-banyak bisa
difahami mengapa dukungan yang diberikan Konferensi Asia-Afrika terhadap
perjuangan rakyat Palestina, belum sampai dengan jelas-jelas menyebut
hak rakyat Palestina untuk berdiri sendiri sebagai suatu bangsa yang
merdeka dan sama derajat dengan bangsa-bangsa lainnya. Bisa dibaca
sendiri rumusan Komunike Konferensi Asia-Afrika, betapa 'moderatnya'
sikap Konferensi terhadap masalah Palestina ketika itu. Itu sepenuhnya
mencerminkan latar belakang politik negeri-negeri yang hadir dalam
Konferensi Asia - Afrika tsb.


Disatu fihak kekuatan politik pro-perjuangan kemerdekaan hadir dengan
baik, seperti Indonesia, India, Burma, Mesir dll --- Kekuatan ini
diperkokoh lagi dengan kekuatan pro-perjuangan kemerdekaan, dengan
hadirnya negeri-negeri Sosialis yang tegas anti-kolonial dan
anti-imperialis seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Demokrasi
Vietnam.

Tapi di fihak lain, hadir juga negeri-negeri yang pro-Barat dan
pro-Amerika Serikat, sperti Republik Vietnam Selatan yang siapapun tau
adalah negara ciptaan kolonialis Perancis dan AS; Filipina yang
pemerintahnya sepenuhnya mendukung politik AS dan Barat; serta
pemerintah-pemerintah lainnya seperti Muangthai dan Jepang, yang
mengenai masalah-masalah internasional penting umumnya memihak Barat.
Tambah lagi dengan sikap PBB ketika itu yang masih didominasi oleh AS,
yang jelas mendukung terbentuknya negara Israel. Padahal negara Israel
didirikan, melalui perang dengan membantai dan mengusir penduduk Arab
Palestina di wilayah tsb.

Namun, betapapun moderatnya rumusan Konferensi Asia-Afrika di Bandung,
pernyataan yang dikeluarkannya dengan tegas mengambil sikap mendukung
'terhadap hak-hak penduduk Arab Palestina.'


* * *
*
LIKU-LIKUNYA -- PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA *

Perjuangan rakyat Palestina melawan pendudukan Israel untuk kemerdekaan
tanah air dan bangsanya, telah berlangsung lama dan telah melalui
lika-liku yang tak terbayangkan serta pengorbanan yang tak terhitung
nilainya.

Situasi perjuangan rakyat Palestina belakangan ini memang mengalami
kesulitan baru. Kesulitan muncul ketika daerah Gaza (Palestina) yang
merupakan bagian dari wilayah adminstrasi Palestina, - - - terdiri dari
Tepian Barat Jordan (West Bank of Jordan) dan Gaza, --- mengalami
perubahan drastis. Penyebabnya ialah, karena, salah satu kekuatan
perjuangan kemerdekaan Palestina, yaitu HAMAS - Gerakan Perlawanan
(Islam) Palestina , yang muncul sebagai pemenang dalam pemilu (2006).
dengan kekerasan mengambil oper kekuasaan di Gaza dari pemerintahan
Presiden Abbas yang oleh PNA - Palestinian National Authority - dalam
tahun 2005 telah dipilih sebagai Presiden Palestina.. Sehingga dengan
demikian terjadilah perpecahan dalam kekuatan politik yang
memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Situasi baru yang muncul itu,
menyebabkan terhentinya usaha pemecahan masalah Palestina lewat
perundingan dengan Israel.

*
PENGARUH AMERIKA YANG DOMINAN HARUS DIAKHIRI*

Selama ini usaha perundingan mengenai masalah Palestina, hanya bisa
berlangsung, bila itu disponsori oleh AS. Hal itu disebabkan oleh
pengaruh dominan AS terhadap mati-hidupnya Istael. Suatu hal yang tidak
mengherankan karena Israel bisa bertahan di tengah-tengah negeri-negeri
Arab yang menentangnya, berkat bantuan dana, ekonomi, manusia (imigran
orang-orang Yahudi dari AS) dan senjata dari AS.


Situasi ini tidak boleh berlangsung terus. Sudah waktunya bangsa-bangsa
Asia-Afrika yang peduli kemerdekaan nasional, simpati dan solider dengan
perjuangan pembebasan rakyat Palestina, mengusahakan perubahan. Suatu
perubahan yang mendasar dalam pemecahan masalah Palestina. Di sinilah
arti penting keterlibatan bangsa-bangsa dan negeri-negeri Asia dan
Afrika dalam proses penyelesaian dan pembebasan Palestina.

*Maka rencana untuk menyelenggarakan konferensi negeri-negeri Asia -
Afrika untuk membantu perjuangan rakyat Palestina, bila diusahakan
dengan baik, tanpa syarat apapun dan dengan sikap tidak mecampuri
masalah yang timbul di kalangan perjuangan rakyat Palestina ----
berangsur-angsur bisa mengarah ke perubahan imbangan kekuatan-kekuatan politik yang terlibat dalam penyelesaian masalah Palestina. Bila hal ini berhasil diusahakan akibatnya tidak lain hanya menguntungkan rakyat Palestina.
*
Amsterdam, 24 Oktober 2007.

*Ibrahim Isa*, Penulis adalah mantan Sekjen Organisasi Indonesia Untuk Stiakawan Rakyat Asia-Afrika (1960-1966) -- OISRAA ;


Wakil Indonesia di Sekretariat Tetap AAPSO, Afro-Asian Peoples Solidarity Organization, Cairo, Egypt -- 1960-1966>


* * *



No comments: