Friday, August 8, 2014

ANJING MENGGONGGONG, KAFILAH BERLALU

Kolom IBRAHIM ISA

Selasa Malam, 05 Agustus 2014

---------------------------------------------------------

ANJING MENGGONGONG, KAFILAH BERLALU”
< “Anjing menggonggong, kafilah berlalu”- - Adalah sebuah pepatah Indonesia yang --- - Artinya: Meskipun ada halangan dan rintangan yang menghadang, rencana tetap jalan terus>
*    *     *
Ketika Presiden SBY mengucapkan selamat kepada Jokowi setelah KPU mengumumkan kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2014, -- bisakah pernyataan SBY ini diartikan sebagai suatu sikap, yang mencerminkan pendirian “Anjing Menggonggong kafilah berlalu” ?
Ya, memang begitulah adanya! Presiden SBY tidak ambil pusing dengan meronta-rontanya Prabowo Subianto, dengan pernyataannya bahwa, pilpres 2014 penuh kecurangn yang masif dan kerincuan yang strukturil . . .
SBY tidak peduli dengan protes dan kemarahan besar calpres Prabowo yang kalah. Meskipun Prabowo berteriak setinggi langit, ke empat penjuru angin, sambil menepuk dada, menyatakan bahwa “AKULAH, PRABOWO SUBIANTO, YANG MENANG PILPRES 2014”.
Begitu juga halnya kita mengartikan berita dari pemerintah Malaysia dan Singapur---, Presiden AS Obama dan Presiden RRT, Xi Jinping, dll, yang mengirimkan ucapan selamat dengan kemenangan Jokowi dalam Pilpres Indonesia 2014.
* * *
Sikap Jokowi, yang telah membuka Kantor Transisi Presiden Terpilih. . . (kata -- 'Presiden Terpilih' -- ini telah mengundang komentar keras dari Rakhmawti Sukarnoputri. Rakhmawati berkomentar begitu bersemangat - semata-mata disebabkan karena Rakhmawati salah-faham tentang apa arti sebenarnya dari kata “Presiden Terpilih”)
Kantor Transisi Presiden Terpilih Jokowi punya tugas untuk 'mempersiapkan jalannya pemerintahan transisi dari pemerintahan Presiden SBY hingga pelantikan presiden tanggal 20 Oktober, termasuk membahas pembentukan kabinet dan APBN 2015.'
Sikap Jokowi tsb diatas, juga termasuk pendirian yang serupa dengn SBY dll, yang termaktub dalam pepatah -- “ANJING MENGGONGONG, KAFILAH BERLALU”.
*     *    *
Idem ditto – saran mantan Ketua Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif, yang a.l menyatakan :
. . . . . “ Negara telah mengkhianati prinsip demokrasi ekonomi, padahal telah dengan tegas dicantumkan dalam Fasal 33 UUD 1945.
Oleh sebab itu, tuan dan puan harus mengawal pemerintah Jokowi-Jk agar tidak melanjutkan pengkhianatan itu, karena sangat melukai batin rakyat jelata.


Pernyataan Ahmad Syafii Maarif agar “tuan dan puan harus mengawal pemerintah Jokowi-JK agar tidak melanjutkan pengkhianatan itu, karena sangat melukai batin rakyat jelata”. . . adalah suatu sikap tegas penuh harapan dan keyakinan. Sekaligus merupakan suatu sikap . . . . . . .
ANJING MENGGONGGONG, KAFILAH BERLALU” !


*      *     *


No comments: