Friday, November 15, 2013

DIALOG DI “FB” SEKITAR "SURGA” DAN “NERAKA”

Kolom IBRAHIM ISA
Senin, 04 November 2013
------------------------------------

DIALOG DI “FB” SEKITAR
"SURGA” DAN “NERAKA”

* * *

Pernah aku menyatakan kepada seorang pembaca . . . bila bicara soal agama jangan “sembarangan”. . . ! Yang bersangkutan salah faham. Dianggapnya aku menilai komentarnya sebagai sesuatu yang “sembarangan”. Sesungguhnya tidak demikian.

Yang kumaksudkan sbb: Karena agama itu menyangkut masalah KEPERCAYAAN yang sudah ribuan tahun dianut manusia, maka harus “berhati-hati” bila mempersoalkan masalah tsb.

* * *

Pernah aku berdialog dengan seorang dokter sahabatku yang beragama Katolik. Kutanyakan kepadanya -- Apakah ia telah mendengar atau membaca teori Charles Darwin tentang EVOLUSI? Menurut hasil riset dan studi Darwin, apa yang kita lihat dan saksikan serta alami sekarang ini menyangkut kehidupan segala sesuatu, itu adalah produk dari suatu proses EVOLUSI yang berlangsung berjuta-juta tahun atau lebih.

Sahabatku dokter Katolik bilang . . bahwa ia tahu juga tentang teori Darwin itu.

Kubalik tanya kepadanya, bagaimana teori Darwin itu, -- bila dihadapkan pada cerita Injil mengenai keberadaan manusia di alam ini yang dinyatakan proses jadinya makan waktu tidak sampai sebulan?

Sahabatku Dokter Katolik: -- Dalam hidup ini a.l ada dua masalah yang tidak perlu dan tidak bisa dicampur-adukkan. Teori Darwin adalah masalah ilmu pengetahuan dan Injil adalah masalah kepercayaan. Jadi tidak boleh dan tidak perlu, lagipula tidak mungkin dibicarakan dalam satu nafas . . .

Ketika kita menyinggung masalah “hidup sesudah mati”, kata doker Katolik sahabatku itu, … maka sebagai seorang dokter, saya mengangap . .. . setelah manusia secara fisik mati . . selesailah proses hidup itu. Namun, -- Sebagai seorang Katolik, saya percaya bahwa ada kehidupan sesudah seseorang secara fisik mati. Ini menyangkut masalah kepercayaan ! . .

Sebagai dokter yang mempelajari ilmu pengetahuan saya mentrapkannya dalam praktek kehidupan saya sebagai dokter . . .

Sebagai seorang Katolik saya adalah makhluk religius. . . dan itu saya tarapkan dalam kehidupan sprirituil saja. Saya percaya, setelah mati, kehidupan itu tidak berhenti sampai disitu .. . ada sambungannya . . . . Tetapi hal ini tidak perlu dan tak ada manfaatnya menghubung-hubungkannya apalagi mengkonfrontasikannya dengan ilmu pengetahuan saya tentang ilmu kedokteran.

Pedapat sahabatku dokter Katolik ini mengandung kebenaran praktis . . .

* * *

Di bawah ini bisa dibaca sebagian dari dialog dalam FB yang mempersoalkan masalah religi dan mencoba menelaahnya dengan modal ilmu pengethuan yang ada padanya.

Aku mempertanyakan manfaat dialog seperti itu.

* * *

Franz Magnis-Suseno
---------------------------

Pak Abdillah,
Sudah lama saya mengharapkan tulisan seperti yang di bawah.

Di kami Katolik pun sejak beberapa saat pandangan sangat simplistik dan materialistik tentang surga dan neraka ditinggalkan karena tidak dapat disesuaikan dengan keluhuran dan kebaikan Tuhan. Yang Anda jelaskan dekat sekali dengan perkembangan baru dalam teologi Katolik itu.
Salam

* * *
Abdullah Toha
-------------------
Orang Terakhir yang Masuk Surga


Maaf. Sorga dan neraka dalam Islam tidaklah se simplistis yg digambarkan oleh penulis dan dikomentari oleh pak Asahan. Tidak ada dalam alQuran tingkat-tingkat sorga. Berbeda dengan alQuran, hadis dan riwayat boleh banyak sebagaimana kita boleh mempertanyakan otentisitasnya. Quran menggambarkan sorga dan neraka secara metaforik

Tidak bisa ditafsirkan sembarangan, apalagi oleh orang-orang yg tidak menguasai ilmu tafsir. Menafsirkan secara serampangan bisa menyesatkan seperti ulah kelompok salafi yg hobinya mengkapling sorga dan neraka.

Seakan-akan sorga diciptakan hanya untuk mereka. Quran memang berisi ancaman dan ganjaran (punishment and reward) atas amal kita didunia.

Bentuknya seperti apa persisnya, hanya Tuhan yang tahu. Yang jelas, menurut Quran, reward tertinggi adalah ketika kita dapat berjumpa dengan Allah (melihat "wajahNya"), seprti kebahagiaan tak terhingga orang yang menemui kekasih yang dirindukannya.

Dosa menurut alQuran adalah perilaku menzalimi diri sendiri sehingga dirinyalah sendiri yang menanggung risikonya.

Salah satu inti dalam ajaran Islam yang banyak disalah mengertikan adalah kasih sayang. Dan kasih sayang tertinggi adalah kasih sayangNya. Karenanya dalam surat alFatihah yang tiap kali kita baca dalam sholat ayat kasih sayangNya (al-rahman al-rahim) mendahului dan digandengkan dengan ayat sebagai penguasa di hari akhir (maliki yaum al-din).

Saya berharap, janganlah kita terlalu mudah membuat kesimpulan atas agama apapun sebelum kita mendalaminya dengan sungguh-sungguh.
AT


* * *

No comments: