Kolom IBRAHIM ISA
Senin, 04 November 2013------------------------------------
DIALOG DI “FB”
          SEKITAR  
"SURGA” DAN “NERAKA”
* * *
Pernah aku menyatakan kepada
        seorang pembaca . . . bila bicara soal agama jangan
        “sembarangan”. . . ! Yang bersangkutan salah faham. Dianggapnya
        aku menilai komentarnya sebagai sesuatu yang “sembarangan”.
        Sesungguhnya tidak demikian.  
Yang kumaksudkan sbb: Karena
        agama itu menyangkut masalah KEPERCAYAAN yang sudah ribuan tahun
        dianut manusia, maka harus “berhati-hati” bila mempersoalkan
        masalah tsb.
* * *
Pernah aku berdialog dengan
        seorang dokter sahabatku yang beragama Katolik. Kutanyakan
        kepadanya -- Apakah ia telah mendengar atau membaca teori
        Charles Darwin tentang EVOLUSI? Menurut hasil riset dan studi
        Darwin, apa yang kita lihat dan saksikan serta alami sekarang
        ini menyangkut kehidupan segala sesuatu, itu adalah produk dari
        suatu proses EVOLUSI yang berlangsung berjuta-juta tahun atau
        lebih.  
Sahabatku dokter Katolik bilang
        . . bahwa ia tahu juga tentang teori Darwin itu.
Kubalik tanya kepadanya,
        bagaimana teori Darwin itu, -- bila dihadapkan pada cerita Injil
        mengenai keberadaan manusia di alam ini yang dinyatakan proses
        jadinya makan waktu tidak sampai sebulan?  
Sahabatku Dokter Katolik: --
        Dalam hidup ini a.l ada dua masalah yang tidak perlu dan tidak
        bisa dicampur-adukkan. Teori Darwin adalah masalah ilmu
        pengetahuan dan Injil adalah masalah kepercayaan. Jadi tidak
        boleh dan tidak perlu, lagipula tidak mungkin dibicarakan dalam
        satu nafas . . .  
Ketika kita menyinggung masalah
        “hidup sesudah mati”, kata doker Katolik sahabatku itu, … maka
        sebagai seorang dokter, saya mengangap . .. . setelah manusia
        secara fisik mati . . selesailah proses hidup itu. Namun, --
        Sebagai seorang Katolik, saya percaya bahwa ada kehidupan
        sesudah seseorang secara fisik mati. Ini menyangkut masalah
        kepercayaan ! . .
Sebagai dokter yang mempelajari
        ilmu pengetahuan saya mentrapkannya dalam praktek kehidupan saya
        sebagai dokter . . .  
Sebagai seorang Katolik saya
        adalah makhluk religius. . . dan itu saya tarapkan dalam
        kehidupan sprirituil saja. Saya percaya, setelah mati, kehidupan
        itu tidak berhenti sampai disitu .. . ada sambungannya . . . .
        Tetapi hal ini tidak perlu dan tak ada manfaatnya
        menghubung-hubungkannya apalagi mengkonfrontasikannya dengan
        ilmu pengetahuan saya tentang ilmu kedokteran.
Pedapat
sahabatku
          dokter Katolik ini mengandung kebenaran praktis . . .
* * *
Di bawah ini bisa dibaca
        sebagian dari dialog dalam FB yang mempersoalkan masalah religi
        dan mencoba menelaahnya dengan modal ilmu pengethuan yang ada
        padanya.
Aku mempertanyakan manfaat
        dialog seperti itu.
* * *
Franz Magnis-Suseno 
    
---------------------------
Pak Abdillah,
Sudah lama saya mengharapkan
          tulisan seperti yang di bawah.  
Di kami Katolik pun sejak
          beberapa saat pandangan sangat simplistik dan materialistik
          tentang surga dan neraka ditinggalkan karena tidak dapat
          disesuaikan dengan keluhuran dan kebaikan Tuhan. Yang Anda
          jelaskan dekat sekali dengan perkembangan baru dalam teologi
          Katolik itu.  
Salam
* * *
Abdullah Toha
-------------------
Orang Terakhir yang Masuk
          Surga
Maaf. Sorga dan neraka dalam
          Islam tidaklah se simplistis yg digambarkan oleh penulis dan
          dikomentari oleh pak Asahan. Tidak ada dalam alQuran
          tingkat-tingkat sorga. Berbeda dengan alQuran, hadis dan
          riwayat boleh banyak sebagaimana kita boleh mempertanyakan
          otentisitasnya. Quran menggambarkan sorga dan neraka secara
          metaforik
Tidak bisa ditafsirkan
          sembarangan, apalagi oleh orang-orang yg tidak menguasai ilmu
          tafsir. Menafsirkan secara serampangan bisa menyesatkan
          seperti ulah kelompok salafi yg hobinya mengkapling sorga dan
          neraka.  
Seakan-akan sorga diciptakan
          hanya untuk mereka. Quran memang berisi ancaman dan ganjaran
          (punishment and reward) atas amal kita didunia. 
    
Bentuknya seperti apa
          persisnya, hanya Tuhan yang tahu. Yang jelas, menurut Quran,
          reward tertinggi adalah ketika kita dapat berjumpa dengan
          Allah (melihat "wajahNya"), seprti kebahagiaan tak terhingga
          orang yang menemui kekasih yang dirindukannya. 
    
Dosa menurut alQuran adalah
          perilaku menzalimi diri sendiri sehingga dirinyalah sendiri
          yang menanggung risikonya.  
Salah satu inti dalam ajaran
          Islam yang banyak disalah mengertikan adalah kasih sayang. Dan
          kasih sayang tertinggi adalah kasih sayangNya. Karenanya dalam
          surat alFatihah yang tiap kali kita baca dalam sholat ayat
          kasih sayangNya (al-rahman al-rahim) mendahului dan
          digandengkan dengan ayat sebagai penguasa di hari akhir
          (maliki yaum al-din).  
Saya berharap, janganlah kita
          terlalu mudah membuat kesimpulan atas agama apapun sebelum
          kita mendalaminya dengan sungguh-sungguh.
AT
AT
* * *

No comments:
Post a Comment