Friday, November 15, 2013

Stichting “DIAN” Menggelar ACARA “Fitnah dan Pelecehan Seksual Wanita Indonesia”

Kolom IBRAHIM ISA
Senin, 27 Oktober 2013
---------------------------------

Stichting “DIAN” Menggelar ACARA
Fitnah dan Pelecehan Seksual Wanita Indonesia”

* * *

Pada hari Minggu kebiasaan umum orang-orang di Belanda sukanya, pada “mbangkong”. Tidur sepuas-puasnya mumpung sedang libur. Apalagi turun pula hujan rintik-rintik,

Namun, Minggu kemarin itu, tidak kurang 76 hadirin memenuhi ruangan sekolah “Schakel” di Diemen. Mengikuti acara yang digelar atas undangan sebuah yayasan di Belanda bernama Stichting DIAN. Mereka yang a.l terdri dari beberapa mahasiswa, berdatangan dari Amsterdam, Utrecht, Zeist, Leiden, Wageningen, dll. Dari berbagai organisasi serta perhimpunan, a.l ada dari Perhimpunan Persaudaraan, Yayasan BhinnekaTunggal Ika, Yayasan Nusantara, PERDOI, dll. Juga hadir utusan dari sebuah perhimpunan wanita Suriname di Amsterdam.

Perdoi”, sebuah perhimpnan dokumntasi Indonesia di bawah asuhan Sarmaji memeriahkan pertemuan dengan menggelar pameran buku-buku Indonesia yang bertalian erat dengan periode reformasi dan demokratisasi di Indonesia. Bagi yang menaruh perhatian, msalnya untuk keperluan studi dan riset bisa berkunjung di Perpustakaan Perdoi, di Amsterdam.

Acara St Dian berlangsung lancar dan sukses di bawah pimpinan Ketua St Dian, Farida Ishaya dan Sekretarisnya, Aminah Idris.

Pada akhir acara dipertunjukkan sebuah film penting berjudul Women & Generals.

* * *

Pembicara tunggal dalam acara St. “Dian” Minggu kemarin, tanggal 27 Oktober 2013, adalah Prof. Dr Saskia Wirenga. Waktu di Jakarta diadakan acara peluncuran buku, setelah “lengser keprabonnya” Presiden Suharto, aku sempat menjumpai dan berkenalan dengannya di Jakarta. Ketika itu, Saskia sedang menjelaskan tentang buku barunya berjudul “The sexual Politics In Indonesia (2002).

Buku Saskia Wieringa tsb menjelaskan tentang gerakan untuk kemerdekaan dan sosialisme di Indonesia. Serta saling hubungannya dengan gerakan untuk hak-hak wanita di Indonesia. Periode yang disorot meliputi jangka waktu awal abad keduapuluh sampai berlangsungnya rezim otoriter Orde Baru Jendral Suharrto. Diangkat dalam analisisnya sebuah organisasi massa wanita Indonesia terbesar di Indonesia periode Presiden Sukarno, yaitu Gerwani.

Gerwani mengkombinasikan tuntutan sama-hak untuk wanita Indonesia, seperti reform terhadap undang-undang perkawinan dengan hak-hak politik kaum wanita Indonesia. Melalui suatu kampanye fitnah dan pembohongan yang tidak ada bandingnya, -- rezim Orde Baru secara biadab dan kejam, menghancurkan organisasi wanita terbesar di Indonesia, menangkap, memenjarakan dan membunuh kader-kader teras dan anggota-anggortanya

* * *

Dalam pembicaraannya Saskia Wieringa menekankan a.l : . . Dengan digulingkannya rezim Orde Baru dan Indonesia memasuki periode reformasi dan demokratisasi, . . . . bukan berarti bahwa masalah-masalah pelecehan seksual terhadap wanita di Indonesia sudah berakhir. Kekuatan-kekuatan protagonis feodalisme dan religius merupakan kendala besar dalam perjuangan pembebasan wanita Indonesia.

Di belakang kekuatan feodal dan religius dengan jelas dapat diungkap kekuatan militer konservatif Indonesia yang berdiri di belakangnya. Sebagaimana halnya kaum kolonialis Belanda dulu, menggunakan feodalisme dan isu-isu religius untuk mengekang gerakan wanita Indonesia untuk hak-sama dan hak politik mereka.

* * *

Prof. Dr Saskia Wirenga, juga a.l menulis buku penting lainnya, berjudul “HET KROKODILLEN-GAT”. Artinya LUBANG BUAYA. Yang juga bisa dibeli pada hari Minggu kemarin itu.

Buku novel berbahasa Belanda “Het Krokodillen Gat” tsb adalah sebuah “thriller” politik yang ditulis dengan latar belakang peristiwa 65. Ceritanya didasarkan atas hasil penelitiannya pribadi atas kisah di belakang kejadian genoside Indonesia.

* * *






No comments: