Kolom IBRAHIM ISA
Kemis, 14 Nov. 2013
------------------------------
IN MEMORIAM CISKA
FANGGIDAEJ
Kemarin
siang kami menerima berita duka itu:
CISKA
FANGGIDAEJ telah tiada. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun . . . .
Seorang
kawan seperjuangan, wanita Indonesia yang jarang ada samanya ini,
seorang patriot revolusioner yang konsisten telah mendahului kita.
Suatu kehilangan besar yang sulit ditemukan gantinya . . . Suatu
kehilangan bagi bangsa dan tanah air, kehilangan seorang pejuang
yang sejak mudanya sampai akhir hidupnya. Diabdikan demi Kemerdekaan
Nsional, Demi Demokrasi dan Hak-Hak Manusia, Demi keadilan dan
kebenaran. Demi diakhirinya penindasan dan penghisapan atas rakyat
kita.
Dalam
suasana kesedihan, kita mengharapkan keluarga Ciska yang
ditinggalkan tabah melalui hari-hari duka ini.
*
* *
Kita
merasa bangga bersama Ciska Fanggidaej. Ia adalah seorang pejuang
tangguh, seperti yang dikatakan Bung Karno, dalam suatu revolusi yang
. . . “ bukan
sekadar mengusir Pemerintahan Belanda dari Indonesia. Revolusi kita
menuju lebih jauh lagi daripada itu. Revolusi Indonesia menuju tiga
kerangka yang sudah terkenal. Revolusi Indonesia menuju
kepada Sosialisme! Revolusi Indonesia menuju kepada Dunia
Baru tanpa ‘exploitation de l‘homme par l‘homme’ dan
‘exploitation de nation par nation’. (17 Agustus 1964).
*
* *
Aku
mengenal Ciska sejak masa ketika dilangsungkan Kongres Pemuda
Sosialis Indonesia (Pesindo) terakhir di Jakarta dan Pesindo menjelma
menjadi Pemuda Rakyat. Sejak itu kita selalu menemui Ciska sebagai
salah seorang partisipan aktif. perjuangan nasional maupun
internasional.
Dalam
periode perang kemerdekaan melawan Belanda, bersama suaminya Sukarno,
Ciska adalah pejuang di lapangan. Sebagai seorang intelektuil, Ciska
juga mahir berdiplomasi ketika dikirimkan ke Inggris kemudian ke
Konferensi Pemuda di Calcuta (1948), membela Republik Indonesia di
forum internasional. Ciska juga akitf membela hak-hak wanita
Indonesia ketika hadir di Konferensi Wanita Asia-Afrika di Cairo,
Mesir (1964). Ciska juga ambil bagian aktif dalam delegasi Indonesia
ke Konferensi Perdamaian di Helsinki (1965), dan bersama rekan
jurnalis Umar Said, mewakili jurnalis progresif Indonesia di
pertemuan jurnalis internasional di Chili. Ciska juga ambil bagian
dalam Sidang Luarbiasa Pengarang Asia-Afrika di Beijing (1967). Dan
dalam Konferensi Solidaritas Rakyat-Rakyat Asia-Afrika-Amerika Latin
(Havana, Cuba, 1966).
Kehadirannya
dalam Delegasi Indonesia yang mengungkap persekusi yang berlangsung
di Indonesia ketika itu di bawah Jendral Suharto, dan seruan
solidaritas di forum internsaional bagi rakyat Indonesia, ---
menyebabkan paspor Ciska, bersama anggota Delegasi Indonesia lainnya,
dicabut oleh penguasa Jakarta.
*
* *
Di
negeri Belanda bersama Sucipto A Munandar, T.M. Siregar, Supangat dan
Ibrahim Isa -- mendirikan sebuah yayasan, Stichtng Aziƫ Studies,
Informartie en Dokumentatie, di Amsterdam, sebagai wadah perjuangan
di luar negeri melawan rezim Orde Baru Suharto. Masih banyak lagi
kegiatan-kegiatan sosial dan politik yang dilakukan Ciska Fanggidaej.
Terlalu banyak untuk membeberkannya di sini.
Satu
hal yang menjadi ciri watak revolusioner dan konsisten Ciska ialah:
Menghadapi pukulan yang betapapun besarnya dari fihak kaum rekasioner
dan penguasa, seperti ketika ia dijebloskan dalam penjara atas
tuduhan terlibat dalam “Peristiwa Madiun”, maupun dalam situasi
paspornya dicabut oleh rezim Orde Baru, sehingga menjadikannya “orang
yang tidak bisa pulang”, Ciska tetap teguh dalam pendirian
politiknya maupun dalam kegiatan aktuil dalam aksi-aksi maupun
kegiatan lainnya demi cita-cita mulya yang dianutnya. Ciska
bersemangat Optimisme revolusioner dan Pantang Mundur.
Terhadap
sahabat ataupun kenalan biasa, bahkan yang berbeda besar dalam
politik, Ciska selalu besikap ramah, terbuka dan terus terang.
Perbedaan pendapat tidak menyebabkan Ciska bermusuhan dengan siapa
saja. Sebagai teman seperjuangan Ciska selalu memberi semangat
terhadap sesama kawan untuk meneruskan perjuangan, selalu ramah dan
optimis.
*
* *
Jalan
hidup Ciska adalah teladan berharga bagi kita semua, khususnya bagi
generasi muda Indonesia, yang akan meneruskan perjuangan demi
demokrasi, HAM, Keadilan dan Kebenaran.
*
* *
No comments:
Post a Comment