Friday, November 15, 2013

IN MEMORIAM CISKA FANGGIDAEJ

Kolom IBRAHIM ISA
Kemis, 14 Nov. 2013
------------------------------

IN MEMORIAM CISKA FANGGIDAEJ

Kemarin siang kami menerima berita duka itu:

CISKA FANGGIDAEJ telah tiada. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun . . . .

Seorang kawan seperjuangan, wanita Indonesia yang jarang ada samanya ini, seorang patriot revolusioner yang konsisten telah mendahului kita. Suatu kehilangan besar yang sulit ditemukan gantinya . . . Suatu kehilangan bagi bangsa dan tanah air, kehilangan seorang pejuang yang sejak mudanya sampai akhir hidupnya. Diabdikan demi Kemerdekaan Nsional, Demi Demokrasi dan Hak-Hak Manusia, Demi keadilan dan kebenaran. Demi diakhirinya penindasan dan penghisapan atas rakyat kita.

Dalam suasana kesedihan, kita mengharapkan keluarga Ciska yang ditinggalkan tabah melalui hari-hari duka ini.

* * *

Kita merasa bangga bersama Ciska Fanggidaej. Ia adalah seorang pejuang tangguh, seperti yang dikatakan Bung Karno, dalam suatu revolusi yang . . . “ bukan sekadar mengusir Pemerintahan Belanda dari Indonesia. Revolusi kita menuju lebih jauh lagi daripada itu. Revolusi Indonesia menuju tiga kerangka yang sudah terkenal. Revolusi Indonesia menuju kepada Sosialisme! Revolusi Indonesia menuju kepada Dunia Baru tanpa ‘exploitation de l‘homme par l‘homme’ dan ‘exploitation de nation par nation’.  (17 Agustus 1964).

* * *

Aku mengenal Ciska sejak masa ketika dilangsungkan Kongres Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) terakhir di Jakarta dan Pesindo menjelma menjadi Pemuda Rakyat. Sejak itu kita selalu menemui Ciska sebagai salah seorang partisipan aktif. perjuangan nasional maupun internasional.

Dalam periode perang kemerdekaan melawan Belanda, bersama suaminya Sukarno, Ciska adalah pejuang di lapangan. Sebagai seorang intelektuil, Ciska juga mahir berdiplomasi ketika dikirimkan ke Inggris kemudian ke Konferensi Pemuda di Calcuta (1948), membela Republik Indonesia di forum internasional. Ciska juga akitf membela hak-hak wanita Indonesia ketika hadir di Konferensi Wanita Asia-Afrika di Cairo, Mesir (1964). Ciska juga ambil bagian aktif dalam delegasi Indonesia ke Konferensi Perdamaian di Helsinki (1965), dan bersama rekan jurnalis Umar Said, mewakili jurnalis progresif Indonesia di pertemuan jurnalis internasional di Chili. Ciska juga ambil bagian dalam Sidang Luarbiasa Pengarang Asia-Afrika di Beijing (1967). Dan dalam Konferensi Solidaritas Rakyat-Rakyat Asia-Afrika-Amerika Latin (Havana, Cuba, 1966).

Kehadirannya dalam Delegasi Indonesia yang mengungkap persekusi yang berlangsung di Indonesia ketika itu di bawah Jendral Suharto, dan seruan solidaritas di forum internsaional bagi rakyat Indonesia, --- menyebabkan paspor Ciska, bersama anggota Delegasi Indonesia lainnya, dicabut oleh penguasa Jakarta.

* * *

Di negeri Belanda bersama Sucipto A Munandar, T.M. Siregar, Supangat dan Ibrahim Isa -- mendirikan sebuah yayasan, Stichtng Aziƫ Studies, Informartie en Dokumentatie, di Amsterdam, sebagai wadah perjuangan di luar negeri melawan rezim Orde Baru Suharto. Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan sosial dan politik yang dilakukan Ciska Fanggidaej. Terlalu banyak untuk membeberkannya di sini.

Satu hal yang menjadi ciri watak revolusioner dan konsisten Ciska ialah: Menghadapi pukulan yang betapapun besarnya dari fihak kaum rekasioner dan penguasa, seperti ketika ia dijebloskan dalam penjara atas tuduhan terlibat dalam “Peristiwa Madiun”, maupun dalam situasi paspornya dicabut oleh rezim Orde Baru, sehingga menjadikannya “orang yang tidak bisa pulang”, Ciska tetap teguh dalam pendirian politiknya maupun dalam kegiatan aktuil dalam aksi-aksi maupun kegiatan lainnya demi cita-cita mulya yang dianutnya. Ciska bersemangat Optimisme revolusioner dan Pantang Mundur.

Terhadap sahabat ataupun kenalan biasa, bahkan yang berbeda besar dalam politik, Ciska selalu besikap ramah, terbuka dan terus terang. Perbedaan pendapat tidak menyebabkan Ciska bermusuhan dengan siapa saja. Sebagai teman seperjuangan Ciska selalu memberi semangat terhadap sesama kawan untuk meneruskan perjuangan, selalu ramah dan optimis.

* * *

Jalan hidup Ciska adalah teladan berharga bagi kita semua, khususnya bagi generasi muda Indonesia, yang akan meneruskan perjuangan demi demokrasi, HAM, Keadilan dan Kebenaran.

* * *







No comments: