Friday, November 15, 2013

Kolom IBRAHIM ISA
Senin, 21 Oktober 2013
----------------------------------


SEBUAH BUKU – – Oleh “Orang Dalam” . . .

* * *

In het Hol Van De Leeuw”, Mijn Verhaal over De Machtsstrijd Binnen “ ING”, J. Spelbos

Di Dalam Sarang Singa. Ceritaku mengenai Konflik Kekuasaan di Intern ING”.

* * *

Cerita kali ini mengenai buku yang baru kubeli: “In het Hol van de Leeuw. Mijn Verhaal over de Machtsstrijd binnen ING”, oleh Jurgen Spelbos. Indonesianya kira-kira: “Di Dalam Sarang Singa. Ceritaku mengenai Konflik Kekuasaan di Intern ING”.

* * *

Seorang kawan akrabku, berbangsa Belanda, namanya Hans Beynon. Ia mantan jurnalis, dan penulis. Dalam tahun 1995 Hans Beynon menerbitkan bukunya “Verboden voor Honden en Inlanders: Indonesiërs Vertellen over Hun Leven in de Koloniale Tijd” . Dalam bahasa Indonesia, kira-kira begini bunyinya: “Dilarang untuk Anjing dan Pribumi: Orang-orang Indonesia berceritera mengenai kehidupan mereka selama Masa Kolonial”. Hans Beynon banyak menulis tentang Indonesia.

Kini Hans Beynon, sudah pensiun dan tinggal di tanahairnya Belanda. Namun, ia menunjukkan perhatian besar mengenai Indonesia, suatu negeri dimana ia lahir (Yogyakarta), bekerja dan tinggal lama. Dalam suratnya kepada saya baru-baru ini, Hans Beynon menegaskan bahwa Indonesia, adalah TANAH AIRNYA.  Ia pernah menjadi redaktur s.k berbahasa Belanda di Indonesia di zaman kolonial “Java Bode” (didirikan di Batavia, pada tanggal 11 Maret 1852 dan berhenti pada Maret 1952).

Ketika “Perhimpunan Persaudaraan Indonesia” mempertunjukkan filem mengenai Indonesia, dimana a.l ada cerita mengenai Jusuf Isak, Hans Beynon khusus datang ke pertemuan itu. Karena Jusuf Isak, pemimpin Penerbit “Hasta Mitra”, yang pernah bersama Goenawan Mohammad dapat Wertheim Award, adalah sahabat karib Hans Beynon.

Aku mulai tulisan ini dengan cerita tentang Hans Beynon. Agak khusus dan mungkin menarik untuk pembaca. Karena, antara kami ada hubungan persahabatan yang unik. Yaitu, secara reguler aku mengirimkannya berita-berita tentang perkembangan di Indonesia, yang kuanggap menarik dan penting baginya. Dalam bahasa Indonsia. Hans fasih berbahasa Indonesia. Ini kulakukan sebagai kongkritisasi dan konsolidasi hubungan persahabatan.

Tidak kusangka, . . . . sebagai tanda terima kasihnya, dari waktu-ke-waktu Hans Beynon mengirimkan “boekenbon” kepadaku. Dengan “boekenbon” itu aku bisa membeli buku yang kuinginkan. Demikianlah entah sudah berapa buah buku yang ada padaku berasal dari “boekenbon” pemberian Hans Beynon.

* * *

Beberapa hari yang lalu aku jalan-jalan ke Toko Buku “Bruna” di Winkelcentrum Amsterdamse Poort. Ah, kebetulan kujumpai buku yang menarik. “In het Hol van de Leeuw. Mijn verhaal over de Machtsstrijd binnen ING”. Bank ING adalah bank terbesar, yang sahamnya sebagian besar ada di tangan pemerintah Belanda. Salah seorang komisarisnya dulu adalah Pengeran Claus, suami Sri Ratu Beatrix ketika itu.



Buku ini pada halaman-halaman pertamanya saja -- sudah menarik. Spelbos menulis sebagai kalimat awal:

'Tempat dimana Anda berdiri, menentukan apa yang Anda lihat”.

Kutipan ini penting. Karena Spelbos menulis tentang “keadaan internnya”, tentang “isi perutnya” ING Bank. Dan Spelbos adalah “orang dalam” bank, yang ditulisnya itu.

Jadi, . . . itulah arti penting dari kalimatnya “Tempat dimana Anda berdiri, menentukan apa yang Anda lihat”. Sejenak terlintas dalam fikiranku, akan adakah “orang dalam ”Century Bank” yang TIDAK “belépotan” dengan “pat-pat bulipat” di Century Bank, sekali tempo mau menulis. Berani mengungkap apa yang terjadi di belakang layar . . . .

* * *

Sejak tahun 2000 meletus suatu pergulatan besar di dalam intern ING Bank, mengeni arah yang bagaimana yang akan ditempuh. Siapa yang lebih penting: para nasabah ataukah para pemegang saham? . . . . . Pertumbuhan, pertumbuhan, pertumbuhan, arah ini yang semakin lama merupakan arah yang dominan. Dan arah ini tampaknya merugikan para nasabah.

Di kalangan direksi terjadi pertentangn hebat. Masing-masing dari direksi mau menang sendiri. Organisasi bank menjadi kacau-belau. Dari hari ke sehari media mengungkap skandal yang terjadi dalam bank ING. Demikian seriusnya situasi bank yang disebabkan oleh konflik-intern tsb, -- sampai-sampai ada rencana untuk menjualnya kepada ABN/Amro Bank – seminggu sebelum ING Bank harus minta pinjaman negara sebanyak 32 triljun Euro untuk mencegah agar tidak tidak bangkrut.

* * *

Dalam salah satu skandal Jurgen Spelbos, memainkan peranan utama, sebagai direktur komunikasi ING Bank dari tahun 2000 sampai 2005. S.k. “ De Telegraaf” pernah melukiskan Jurgen Spelbos sebagai direktur yang suka main-belakang, melakukan diskriminasi dan menggunakan ganja.

Cerita yang diturunkan oleh Jurgen Spelbos, menggambarkan bagaimana cara berfikir dan tindakan di kalangan pimpinan atas bank, yang nyaris menjerumuskan seluruh Nederland ke jurang kehancuran.

Spelbos menganggap tiba waktunya untuk menurunkan ceritaya sendiri yang membongkar keadaan sesungguhnya. Dalam bukunya itu Jurgen Spelbos mengisahkan bagaimana ia terlibat dalam suatu “pertarungan untuk kekuasaan”, dan dirinya sendiri terjerumus dalam permainan yang mencemaskan. Demikian a.l penerbit sedikit memberikan gmbaran tentang buku Jurgen Spelbos.

* * *

Dalam kata pengantarnya Jurgen Spelbos menulis bahwa bukunya itu didasarkan pada peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi.

Cerita ini a.l telah saya fikirkan sejak saya keluar dari ING. Suatu kisah yang merupakan beban yang benar-benar telah menekan saya.

Dengan menerbitkan buku ini saya ingin menunjukkan apa yang bisa terjadi. dalam suatu perusahaan besar. Apakah bertanggung-jawab bila ada orang-orang yang begitu besar kekuasaannya. Apakah tidak berbahaya bahwa keputusan-keputusan yang begitu besar tergantung pada fikiran seketika menurut maunya sendiri saja dari orang-orang yang terdiri dari darah dan daging, dengan segala kesalahan dan kekurangajaran, yang bisa dilakukannya? . . . Demikian a.l tulis Jurgen Spelbos.

Buku Spelbos terdiri dari Prolog dan 26 bab. Semuanya 351 halaman. Penerbit Spectrum, 2013.

* * *

Bisakah kita berharap, bahwa . . . . sekali tempo, . . . . di Indonesia akan muncul pejabat top, yang adalah “orang dalam”, dari suatu bank besar seperti ING Bank, yang akan berani mengungkap segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya -- masalah sekitar Bank Century?

* * *



No comments: