Saturday, February 15, 2014

SEKITAR USAHA MELARANG BEDAH BUKU TAN MALAKA DI SELURUH INDONESIA

Kolom IBRAHIM ISA
Jum'at, 14 Februari 2014
------------------------------


SEKITAR USAHA MELARANG BEDAH BUKU TAN MALAKA DI SELURUH INDONESIA

* * *

Rupanya, Saat ini Ada Gerakan Nasional utk Menggagalkan Diskusi
Biografi Tan Malaka di Seluruh Indonesia

Soeloeh Indonesia” – 13 Februari 2014, tampil dengan judul berita sbb:

Pemuda Pancasila ikut FPI, Ancam Bubarkan Diskusi Tan Malaka [Media_Nusantara]

Pemuda Pancasila Ikuti FPI, Ancam Bubarkan Diskusi Tan Malaka

Pemuda Pancasila Kota Semarang mengancam membubarkan acara bedah buku tentang Tan Malaka yang diselenggarakan komunitas Hysteria dan Komunitas Pegiat Sejarah Semarang. Kegiatan yang mendapat dukungan dari sejumlah aktivis kritis Kota Semarang itu dinilai merongrong kemurnian Pancasila.

"Kami akan lakukan tindakan bila aparat kepolisian tetap mengizinkan acara itu," kata Ketua Pemuda Pancasila Kota Semarang, Joko Santoso, saat dihubungi Tempo, Kamis, 13 Februari 2014.

Komunitas Hystoria dan Komunitas Pegiat Sejarah Semarang rencananya menggelar acara bedah buku karya Harry A. Poeze yang berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Jilid IV di Sekretariat Hysteria, Senin malam, 17 Februari 2014.

* * *

Mungkin tanpa disadari, sejak jatuhnya rezim Orde Baru, dan kita memasuki era pemberlakuan Reformasi dan Demokrasi, sesungguhnya di negeri ini terus berlangsung perjuangan antara DEMOKRASI -- kontra – – FASISME. Perjuangan ini berlangsung dalam berbagai bentuk dan manifestasi. Dan akan semakin merebak serta gawat, seiring mendekatnya rencana pemilihan umum untuk Caleg dan Presiden R.I. Yang akan berlangsugn dalam periode antara bulan-bulan April dan Juni yad.

Perjuangan tsb antara lain termanifestasi dalam konflik konfrontatif antara usaha melarang bedah buku TAN MALAKA,  karya  sejarawan Dr HARRY POEZE,
dengan kegiatan para jurnalis (AJI) serta aktivis Demokrasi, yang melawan usaha fasistis dari fihak Pemuda Pancasila dan sementara kekuatan terselubung lainnya.

Bagaimana sikap pemerintah dan aparat keamanan negeri, kongkritnya POLRI, apakah melindungi dan berkolusi dengan usaha fasistis dari Pemuda Pasncasila dkk, tsb, --- ataukah, – – – tampil membela hukum, melindungi usaha bedah buku di pelbagai tempat, – – – – akan menunjukkan kemana
arah perkembangan pemberlakuan, pemberdayaan DEMOKRASI selanjutnya.

* * *


Di bawah ini disiarkan lengkap liputan yang ditulis oleh aktivis Demokrasi, ADI KRITING, yang disiarkan dalam Facebook pada 13 Februaari 2014..


* * *

Saya tadi telah dikirimi rekan2 pers ttg surat Pemuda Pancasila Semarang yg dikirim ke Kapolrestabes Semarang agar polisi tdk memberi izin diskusi Tan Malaka.

Saya langung ke polisi mengurusnya bersama Yayan.
Saya juga telah tlpn Bag Hukum Pemuda Pancasila Jateng dan PP Jateng tdk memasalahkan diskusi itu.

Saya tilpun ketua Pemuda Pancasila Semarang, statement-nya:

Anda tidak perlu berdebat dengan saya, kami punya pendapat sendiri, dan Anda punya pendapat sendiri, biar polisi nanti memutuskan seperti apa.

Rekan2 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang telah menginfo saya bahwa ketua Pemuda Pancsila Semarang, Joko Santoso, adalah caleg Gerindra.

Saya langsung menilpun DPP Gerindra Pusat, dan DPP Gerindra telah menelepon ketua Pemuda Pancasila Semarang.

Ketua Pemuda Pancasila Semarang kemudian mengubah sikapnya,
ia menelepon saya dan Kasat Intelkam Polrestabes Semarang bahwa tidak akan membubarkan diskusi ilmiah.

Saya juga menemui Kasat Intelkam Polrestabes Semarang dan menjelaskan siapa sejatinya Tan Malaka itu.

Saya juga perlihatkan buku yg akan didiskusikan itu.

Kasat Intel Polrestabes Semarang mengaku bahwa dirinya dapat kontak dari Polda Jateng agar menyelidiki itu, dan Polda Jateng tampaknya mendapat sms2 dari pihak luar, sehingga akhirnya Polrestabes menerjunkan intel.

Menurutnya, rencananya besok polisi akan mendiskusikan dengan penyelenggara.
Saya jelaskan bahwa kami semua wartawan adalah penyelenggaranya.

Kasat Intelkan kemudian bilang, karena dari pihak kami sudah ke Polrestabes, maka polisi akhirnya bisa mendapat info yg tidak sepihak.

 Kemudian datang Mas Adin dkk dari Historia yg hbs dari Polda Jateng mengurus izin, dan memberikan surat tembusan izin ke Polda tsb, kpd Kasat Intelkam.

Kasat Intelkam kemudian juga cerita, bhw telah terdapat sms2 di luaran yg bunyinya adalah kami2 akan mengadakan diskusi ttg komunisme dan menghadirkan bekas2 PKI dan di sana akan ada indoktrinasi soal2 komunisme.

Kemudian saya dapat informasi bhw gagalnya diskusi biografi Tan Malaka di Surabaya dan Malang ialah gara2 ada sms2 seperti itu, sehingga ormas2 itu bergerak ke polisi. Sms itu adalah sms yg sama yg msk ke Polda Jateng dan Kesbanglinmas Jateng.

Jadi rupanya, saat ini ada gerakan nasional utk menggagalkan diskusi biografi Tan Malaka di seluruh Indonesia.

Besok, kami akan berurusan lagi dg Polrestabes Semarang dan Polda Jateng, utk mengurus segala sesuatunya. Salam! MERDEKA!

* * *





No comments: