Wednesday, August 14, 2013

Pesan Halal Bihalal Mantan Presiden B.J. HABIBIE – Lamis-lamis Bibir Semata!

Kolom IBRAHIM ISA
Minggu, 11 Agustus 2013
-----------------------------------

Pesan Halal Bihalal Mantan Presiden B.J. HABIBIE – Lamis-lamis Bibir Semata!

Ketika merayakan Hari Raya Lebaran Kemis y.l. mantan Presiden B.J. Habibie, sebagaimana biasa dalam kesempatan Halal Bihalal, menyatakan permintaan maaf lahir bathin dan harapan terbaik bagi hadirin dan bangsa.


Kali ini Habibie menyerukan supaya "memaafkan . . . sehingga apa saja yang sudah terjadi dimasa lalu kesalahan-kesalahan yang (sengaja) atau tidak sengaja dimaafkan. Supaya kita bisa bersatu dan membangun Indonesia yang lebih sesuai dengan UU 1945. Supaya dalam kesempatan ini "dijadikan ajang saling memaafkan dan kebangkitan bagi bangsa Indonesia."


Selanjutnya beliau menyatakan: Agar . . . ". . . setiap warga negara harus sadar bahwa sesungguhnya Indonesia itu hanya akan cerah jikalau mengandalkan sumber daya manusia. Sedangkan sumber daya alam (SDA) yang diberikan oleh Allah SWT harus dimanfaatkan untuk membiayai proses pendidikan dan proses keunggulan demi terciptanya sumber daya manusia yang handal.

“Sehingga, apabila sumber daya manusia Indonesia benar-benar ditingkatkan secara sistematis dan berkesinambungan dapat menghasilkan sesuatu yang nyata. Selain itu perlunya diciptakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. . . . . Tidak ada sesuatu yang bisa selesaikan tanpa ada kesalahan. Maka dari itu, bangsa Indonesia harus pandai-pandai belajar dari kesalahan masing-masing. “Kita harus belajar dari masa lalu, saling memaafkan dan bersatu untuk masa depan Indonesia.” Demikian BJ Habibie dalam pesan Hari Raya Idil Fitri kali ini.

* * *
Mantan Presiden Habibie akan selalu diingat sebagai Presiden Indonesia yang ke-3, . . . . setelah Presiden Suharto dipaksa mundur akibat desakan dan tuntutan gerakan massa luas agar Suharto turun panggung dan diajukan ke pengadilan karena kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.


BJ Habibie juga akan tercatat dalam sejarah, sebagai Presiden Republik Indonesia, yang memulai proses melepaskan tahanan politik, memberlakukan kebebasan demokratis dan “last but not least”, (terpaksa) memenuhi tuntutan dan tekanan nasional dan internasional untuk mengakhiri pendudukan (militer Indonesia) serta diadakannya di bawah pengawasan internaional, suatu referendum di Timor Timur yang diduduki dan di “anschluss” oleh rezim Orba.


Agar rakyat Timor Leste menentukan nasibnya sendiri, -- yang memang sudah dilaksanakannya dengan memprokalamsikan kemerdekaan Timor Leste (1975), dan kemudian melakukan perlawanan gigih selama bertahun-tahun terhadap agresi dan pedudukan Indonesia.


* * *


Sejak itu Habibie hilang dari percaturan politik nasional Indonesia. Habibie dikucilkan oleh grup politik Cendana dan pendudukungnya, karena dianggap tidak memenuhi janjinya serta harapan Suharto sebagai Presiden yang direstuinya serta  sodorkan untuk menggantikannya. Habibie malah dianggap "menkhianati" janji-janjinya pada Suharto dan keluarganya. Dalam hal ini beda dengan Jendral Wiranto, yang berjanji menyelamatkan keluarga Suharto dan melakukannya dalam tindakannya.


* * *


Yang patut disoroti dalam ucapan-ucapan Hari Raya Idilfitri BJ Habibie, ialah bahwa ia bicara tentang "kesalahan masa lalu" yang dilakukan sengaja atau tidak, serta keharusan menarik pelajaran dari padanya . .. dan bersama bersatu untuk Indonesia yang besar dan jaya.


Pasti timbul pertanyaan, sebagai seorang mantan Presiden RI, bila ia bicara tentang kesalahan di masa lampau yang harus dimaafkan itu, yang dimaksudkan itu kesalahan yang mana?


Begitu banyak kesalahan besar-kecil yang dilakukan oleh kalangan politik dan militer Indonesia, terutama yang dilakukan oleh penguasa Indonesia sejak berdirinya Republik Indonesia.


Namun, kesalahan yang paling besar, paling serius dan paling melanggar HAM warga yang tidak bersalah, adalah kasus PEMBANTAIAN MASAL YANG TERJADI SEJAK PERISTIWA 1965, dimana aparat keamanan negara tidak saja terlibat, tetapi bahkan yang menjadi "DALANGNYA" . Mengenai pelanggaran HAM terbesar di Indonesia dimana aparat kekuasaan terlibat, Komnasham telah mengeluarkan pernyataan dan rekomendasinya tertanggal 22 Juli 2012.


Karena BJ Habibie masih saja tutup mata dan telinga serta tutup mulut mengenai kealahan pelanggaran HAM terbesar sekitar Peristiwa 1965, maka PESAN IDILFITRI yang dinyatakannya hari Kemis y.l tampak hanyalah lamis-lamis bibir saja, SEMU SEMATA.



Apalagi Presiden SBY, yang diberitakan pernah berniat minta maaf kepada korban Peristiwa 1965, tapi, setelah mendapat reaksi keras dari kalangan 'sisa-sisa' Orba yang masih tetap berpengaruh dan menduduki posisi kekuasaan dewasa ini, telah mengurungkan “niat baiknya” itu.


Maka juga pernyataan Halal Bihalal SBY, adalah SEMU SEMATA. Lamis-lamis bibir saja.


* * *












No comments: