Kolom IBRAHIM ISA
Minggu, 11 Agustus 2013
-----------------------------------
Pesan Halal Bihalal Mantan Presiden B.J. HABIBIE – Lamis-lamis Bibir Semata!
Ketika merayakan Hari Raya Lebaran Kemis y.l. mantan Presiden B.J. Habibie, sebagaimana biasa dalam kesempatan Halal Bihalal, menyatakan permintaan maaf lahir bathin dan harapan terbaik bagi hadirin dan bangsa.
* * *
Minggu, 11 Agustus 2013
-----------------------------------
Pesan Halal Bihalal Mantan Presiden B.J. HABIBIE – Lamis-lamis Bibir Semata!
Ketika merayakan Hari Raya Lebaran Kemis y.l. mantan Presiden B.J. Habibie, sebagaimana biasa dalam kesempatan Halal Bihalal, menyatakan permintaan maaf lahir bathin dan harapan terbaik bagi hadirin dan bangsa.
Kali ini Habibie menyerukan supaya "memaafkan . . .
sehingga apa saja yang sudah terjadi dimasa lalu
kesalahan-kesalahan yang (sengaja) atau tidak sengaja dimaafkan.
Supaya kita bisa bersatu dan membangun Indonesia yang lebih
sesuai dengan UU 1945. Supaya dalam kesempatan ini "dijadikan
ajang saling memaafkan dan kebangkitan bagi bangsa Indonesia."
Selanjutnya beliau menyatakan: Agar . . . ". . . setiap
warga negara harus sadar bahwa sesungguhnya Indonesia itu hanya
akan cerah jikalau mengandalkan sumber daya manusia. Sedangkan
sumber daya alam (SDA) yang diberikan oleh Allah SWT harus
dimanfaatkan untuk membiayai proses pendidikan dan proses
keunggulan demi terciptanya sumber daya manusia yang handal.
“Sehingga, apabila sumber daya manusia Indonesia benar-benar ditingkatkan secara sistematis dan berkesinambungan dapat menghasilkan sesuatu yang nyata. Selain itu perlunya diciptakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. . . . . Tidak ada sesuatu yang bisa selesaikan tanpa ada kesalahan. Maka dari itu, bangsa Indonesia harus pandai-pandai belajar dari kesalahan masing-masing. “Kita harus belajar dari masa lalu, saling memaafkan dan bersatu untuk masa depan Indonesia.” Demikian BJ Habibie dalam pesan Hari Raya Idil Fitri kali ini.
“Sehingga, apabila sumber daya manusia Indonesia benar-benar ditingkatkan secara sistematis dan berkesinambungan dapat menghasilkan sesuatu yang nyata. Selain itu perlunya diciptakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. . . . . Tidak ada sesuatu yang bisa selesaikan tanpa ada kesalahan. Maka dari itu, bangsa Indonesia harus pandai-pandai belajar dari kesalahan masing-masing. “Kita harus belajar dari masa lalu, saling memaafkan dan bersatu untuk masa depan Indonesia.” Demikian BJ Habibie dalam pesan Hari Raya Idil Fitri kali ini.
* * *
Mantan Presiden Habibie akan selalu diingat sebagai
Presiden Indonesia yang ke-3, . . . . setelah Presiden Suharto
dipaksa mundur akibat desakan dan tuntutan gerakan massa luas
agar Suharto turun panggung dan diajukan ke pengadilan karena
kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
BJ Habibie juga akan tercatat dalam sejarah, sebagai
Presiden Republik Indonesia, yang memulai proses melepaskan
tahanan politik, memberlakukan kebebasan demokratis dan “last
but not least”, (terpaksa) memenuhi tuntutan dan tekanan
nasional dan internasional untuk mengakhiri pendudukan (militer
Indonesia) serta diadakannya di bawah pengawasan internaional,
suatu referendum di Timor Timur yang diduduki dan di “anschluss”
oleh rezim Orba.
Agar rakyat Timor Leste menentukan nasibnya sendiri, --
yang memang sudah dilaksanakannya dengan memprokalamsikan
kemerdekaan Timor Leste (1975), dan kemudian melakukan
perlawanan gigih selama bertahun-tahun terhadap agresi dan
pedudukan Indonesia.
* * *
Sejak itu Habibie hilang dari percaturan politik
nasional Indonesia. Habibie dikucilkan oleh grup politik Cendana
dan pendudukungnya, karena dianggap tidak memenuhi janjinya
serta harapan Suharto sebagai Presiden yang direstuinya serta
sodorkan untuk menggantikannya. Habibie malah dianggap
"menkhianati" janji-janjinya pada Suharto dan keluarganya. Dalam
hal ini beda dengan Jendral Wiranto, yang berjanji menyelamatkan
keluarga Suharto dan melakukannya dalam tindakannya.
* * *
Yang patut disoroti dalam ucapan-ucapan Hari Raya
Idilfitri BJ Habibie, ialah bahwa ia bicara tentang "kesalahan
masa lalu" yang dilakukan sengaja atau tidak, serta keharusan
menarik pelajaran dari padanya . .. dan bersama bersatu untuk
Indonesia yang besar dan jaya.
Pasti timbul pertanyaan, sebagai seorang mantan
Presiden RI, bila ia bicara tentang kesalahan di masa lampau
yang harus dimaafkan itu, yang
dimaksudkan itu kesalahan yang mana?
Begitu banyak kesalahan besar-kecil yang dilakukan oleh
kalangan politik dan militer Indonesia, terutama yang dilakukan
oleh penguasa Indonesia sejak berdirinya Republik Indonesia.
Namun, kesalahan yang paling besar, paling serius dan
paling melanggar HAM warga yang tidak bersalah, adalah kasus
PEMBANTAIAN MASAL YANG TERJADI SEJAK PERISTIWA 1965, dimana
aparat keamanan negara tidak saja terlibat, tetapi bahkan yang menjadi "DALANGNYA" . Mengenai pelanggaran HAM
terbesar di Indonesia dimana aparat kekuasaan terlibat,
Komnasham telah mengeluarkan pernyataan dan rekomendasinya
tertanggal 22 Juli 2012.
Karena BJ Habibie masih saja tutup mata dan telinga
serta tutup mulut mengenai kealahan pelanggaran HAM terbesar
sekitar Peristiwa 1965, maka PESAN IDILFITRI yang dinyatakannya
hari Kemis y.l tampak hanyalah lamis-lamis bibir saja, SEMU
SEMATA.
Apalagi Presiden SBY, yang diberitakan pernah berniat
minta maaf kepada korban Peristiwa 1965, tapi, setelah mendapat
reaksi keras dari kalangan 'sisa-sisa' Orba yang masih tetap
berpengaruh dan menduduki posisi kekuasaan dewasa ini, telah
mengurungkan “niat baiknya” itu.
Maka juga pernyataan Halal Bihalal SBY, adalah SEMU
SEMATA. Lamis-lamis bibir saja.
* * *
No comments:
Post a Comment