Thursday, August 8, 2013

SELAMAT HARI RAYA IDIL FITRI . . . . . MOHON MAAF LAHIR BATHIN . . . . . .

Kolom IBRAHIM ISA
Rabu, 07 Agustus 2013
------------------------------


SELAMAT  HARI  RAYA  IDIL FITRI . . . . .
MOHON  MAAF  LAHIR BATHIN . . . . . .

Setiap tahun kita saling menyapa: Selamat Hari Raya Idil Fitri, Mohon Maaf Lahir Bathin. Bersilaturahmi . . . . saling berkunjung, saling berjumpa . . . . dan saling memaafkan, dalam suasana harmoni dan persatuan. Suatu tradisi yang sesungguhnya amat mulya, setelah sebulan melakukan ibadah Puasa Ramadhan sesuai dengan ajaran Agama Islam.

Aku selalu ingat pesan Ayah kami: . . . Kalian berpuasa dalam bulan Ramadhan . . . yang terpenting ialah menjauhi diri dari perbuatan yang dilarang Allah, termasuk, bahkan terutama, sesuatu yang tidak baik yang ada di fikiran dan bathin kalian. Jauhi dari perbuatan terlarang dalam perbuatan sehari-hari terutama dalam fikiran dan bathin kalian . . . “

Lalu yang tidak kalah pentingnya adalah . . . lakukan dan bila sudah melakukannya, perbesar berbuat baik bagi sesama manusia dan masyarakat. Perbesar tindakan beramal . . . Amar ma'ruf nahi munkar adalah perintah untuk mengajak, menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat. (Termaktub di Surah Luqman).

Meskipun terus menerus diusahakan ---    sungguh, . . sampai saat ini aku belum mampu memenuhi sepenuhnya anjuran Ayah kami itu.

* * *

Ada baiknya pada hari yang mulya ini, kusampaikan respons (mantan) muridku, Harry Kawilarang: ketika kukirimkan tulisan “In Memoriam Dr Pluvier” (meninggal dunia pada 30 Juli 2013, di Belanda), sarjana sejarah Belanda, sahabat sejati rakyat Indonesia, sbb:

Saya mengenal Dr Jan Pluvier melalui buku-bukunya. Terus terang, Dr. Pluvier menjadi panutan saya menyukai dan menggemari Sejarah Indonesia. Teman-teman di Negeri Belanda (yang berpihak pada Orba) pernah meningatkan saya bahwa Dr Pluvier adalah orang "Kiri." Saya katakan: "I don't care." Mau kiri atau mau kanan, tetapi tulisannya tentang Sejarah Indonesia sangat sistimatis, dan komprehensif dan enak di baca. Sama sekali tidak terbawa oleh pandangan-pandangan subyektif dan merupakan buku pengantar dan referensi paling baik. Kalau mau terus terang dari tulisannya itu, Dr Pluvier lebih Indonesia dari orang Indonesia sendiri sekalipun turunan "bule." Ia sangat berharga untuk orang Indonesia yang benar-benar inginbelajar dan mendalami tentang Sejarah Indonesia. Terima Kasih Engku Ibrahim Isa atas pemberitaan ini. Saya juga penuh harap Engku Ibrahim sudah mempersiapkan karya buku sejarah Indonesia. Salam hormat, dari muridnya yang tidak pernah lupa karena ikut mewarnai diri saya mengenal Indonesia sebagai bangsa”, . . . . . .

Atas respons Harry Kawilarang, kusampaikan sbb:

Bamyak terima kasih kepada Bung Harry Kawilarang y.b., . . . . untuk response dan dorongan semangat pada sang Engku . . . . Thanks a lot. Menulis buku sejarah Indonesia, wah itu urusan besar dan mulya. . . . kita panjatkan saja doa agar para historikus kita bisa berteladan pada Dr Pluvier seperti yang Anda tulis, . . . . . . . .

" . . . . tulisan Dr Pluvier tentang Sejarah Indonesia sangat sistimatis, dan komprehensif dan enak di baca. Sama sekali tidak terbawa oleh pandangan-pandangan subyektif dan merupakan buku pengantar dan referensi paling baik. Kalau mau terus terang dari tulisannya itu, Dr Pluvier lebih Indonesia dari orang Indonesia sendiri sekalipun turunan "bule." Ia sangat berharga untuk orang Indonesia yang benar-benar ingin belajar dan mendalami tentang Sejarah Indonesia." Salam hangat, Isa.

* * *

Minal 'Aidin wal-Faizin


* * *


No comments: