Thursday, August 8, 2013

RALAT -- RALAT -- RALAT Terhadap - KOLOM IBRAHIM ISA - tertanggal 31 Juli 2013, berjudul :

IBRAHIM ISA
Kemis, 01 Agustus 2013
----------------------------------

=========================
   RALAT  --  RALAT  --  RALAT

=========================

  Terhadap  -  KOLOM IBRAHIM ISA  -  tertanggal 31 Juli 2013, berjudul :


MARAKNYA JURU-RAMAL “AMBRUKNYA” TIONGKOK


 
Terdapat salah tik dan salah terjemahan,
seharusnya teks pada dua paragraf terakhir dari artikel tsb diatas berbunyi sbb: --

*    *    *
Pandangan terhadap Marxisme:
Teks  yang telah dikoreksi, sesuai naskah asli,  berbunyi sbb:


In studying Marxism-Leninism we must grasp the essence and learn what we need to know. Weighty tomes are for a number of specialists; how can the masses read them? It is formalistic and inpracticable to require that everyeone should read such works. It was from The Communist Manifesto and The ABC of Communism that I learned the rudiments of Marxism.
Recently, some foreigners said that Marxism cannot be defeated. That is so not because there are so many big books, but because Marxism is the irrefutable truth. The essence of Marxism is seeking truth from facts.That is what we should  advocate not book worship.The reform and opening up policy has been successful not because we relied on books, but because we relied on practice, and sought truth from facts. It was the peasants who invented the household contract responsibility system with renumeration linked to output. Many of the good ideas linked to the rural reform came from people at the grass root level. We processed them and raised them to the level of guidelines for the whole country
Practice is the sole criterion for testing truth. I havn't read too many books, but there is one thing I believe in: Chairman Mao's principle of seeking truth from facts. That is the principle we relied on, when we were fighting wars, and we continue to rely on it in construction and reform. We have advocated Marxism all our live. Actually Marxim is not absstruse. It is a plain thing, A very plain truth.
*    *    *
Terjemahan bebas:
 seharusnya berbunyi sbb:


"Dalam menstudi Marxisme-Leninisme kita harus mencengkam inti-sarinya, dan harus mempelajari apa yang kita perlukan. Buku-buku yang berat adalah untuk sejumlah spesialis; bagaimana massa bisa membacanya? Adalah formalisme dan tidak praktis untuk mengharuskan semua orang membaca karya-karya demikian itu. Adalah dari Manifes Komunis dan ABC Komunisme saya belajar dasar-dasar Marxisme.
Baru-baru ini, sementara orang asing mengatakan bahwa Marxisme tidak bisa dikalahkan. Ini bukan disebabkan karena terdapat begitu banyak buku-buku besar, tetapi adalah karena Marxisme itu merupakan kebenaran yang tak terbantahkan. Hakikat dari Marxisme adalah mencari kebenaran dari kenyataan. Itulah yang kita harus bela, bukan pemujaan terhadap buku-buku. Politik Reform dan Keterbukaan telah mencapai sukses bukan karena kita bersandar pada buku-buku, tetapi karena kita bersandar pada praktek, dan mencari kebenaran dari kenyataan. Adalah kaum tani itu sendiri yang menemukan sistim kontrak tanggungjawab keluarga dengan upah terkait hasil. Banyak ide-ide bagus berkenaan dengan reform pedesaan bersumber dari tingkat akar-rumput. Kita memprosesnya dan meningkatkannya ke taraf garis-pembimbing bagi seluruh negeri.
Praktek adalah batu-ujian satu-satunya untuk menguji kebenaran. Saya belum membaca banyak sekali buku, tetapi ada satu hal yang saya percayai: Prinsip Ketua Mao mencari kebenaran dari kenyataan. Prinsip itulah yang menjadi sandaran kita, ketika sedang melancarkan perang, dan kita terus bersandar padanya dalam pembangunan dan reform. Kita telah membela Marxisme seluruh hidup kita. Sesungguhnya Marxisme itu bukanlah hal yang sulit dimengerti. Ia merupakan sesuatu yang sederhana. Suatu kebenaran yang sederhana sekali.
*    *    *
Dengan ini kesalahan tik dan terjemahan telah diusahakan dikoreksi, sesuai dengan saran Bung Tongky H Susanto.
Terima kasih kepada Bung Tongky H Susanto.

*    *    *

 











__,_._,___

No comments: