IBRAHIM ISA
Kemis, 01 Agustus 2013
----------------------------------
=========================
RALAT -- RALAT -- RALAT
=========================
Terhadap - KOLOM IBRAHIM ISA - tertanggal 31 Juli 2013, berjudul :
MARAKNYA JURU-RAMAL “AMBRUKNYA” TIONGKOK
Terdapat salah tik dan salah terjemahan,
seharusnya teks pada dua paragraf terakhir dari artikel tsb diatas berbunyi sbb: --
“In studying Marxism-Leninism we must grasp the essence and learn what we need to know. Weighty tomes are for a number of specialists; how can the masses read them? It is formalistic and inpracticable to require that everyeone should read such works. It was from The Communist Manifesto and The ABC of Communism that I learned the rudiments of Marxism.
"Dalam menstudi Marxisme-Leninisme kita harus mencengkam inti-sarinya, dan harus mempelajari apa yang kita perlukan. Buku-buku yang berat adalah untuk sejumlah spesialis; bagaimana massa bisa membacanya? Adalah formalisme dan tidak praktis untuk mengharuskan semua orang membaca karya-karya demikian itu. Adalah dari Manifes Komunis dan ABC Komunisme saya belajar dasar-dasar Marxisme.
* * *
Kemis, 01 Agustus 2013
----------------------------------
=========================
RALAT -- RALAT -- RALAT
=========================
Terhadap - KOLOM IBRAHIM ISA - tertanggal 31 Juli 2013, berjudul :
MARAKNYA JURU-RAMAL “AMBRUKNYA” TIONGKOK
Terdapat salah tik dan salah terjemahan,
seharusnya teks pada dua paragraf terakhir dari artikel tsb diatas berbunyi sbb: --
* * *
Pandangan terhadap Marxisme:
Teks yang telah dikoreksi, sesuai naskah asli, berbunyi sbb:
Teks yang telah dikoreksi, sesuai naskah asli, berbunyi sbb:
“In studying Marxism-Leninism we must grasp the essence and learn what we need to know. Weighty tomes are for a number of specialists; how can the masses read them? It is formalistic and inpracticable to require that everyeone should read such works. It was from The Communist Manifesto and The ABC of Communism that I learned the rudiments of Marxism.
Recently, some foreigners said that
Marxism cannot be defeated. That is so not because
there are so many big books, but because Marxism is
the irrefutable truth. The essence of Marxism is
seeking truth from facts.That is what we should
advocate not book worship.The reform and opening up
policy has been successful not because we relied on
books, but because we relied on practice, and sought
truth from facts. It was the peasants who invented the
household contract responsibility system with
renumeration linked to output. Many of the good ideas
linked to the rural reform came from people at the
grass root level. We processed them and raised them to
the level of guidelines for the whole country
Practice is the
sole criterion for testing truth. I havn't read too
many books, but there is one thing I believe in:
Chairman Mao's principle of seeking truth from facts.
That is the principle we relied on, when we were
fighting wars, and we continue to rely on it in
construction and reform. We have advocated Marxism all
our live. Actually Marxim is not absstruse. It is a
plain thing, A very plain truth.
* * *
Terjemahan bebas:
seharusnya berbunyi sbb:
seharusnya berbunyi sbb:
"Dalam menstudi Marxisme-Leninisme kita harus mencengkam inti-sarinya, dan harus mempelajari apa yang kita perlukan. Buku-buku yang berat adalah untuk sejumlah spesialis; bagaimana massa bisa membacanya? Adalah formalisme dan tidak praktis untuk mengharuskan semua orang membaca karya-karya demikian itu. Adalah dari Manifes Komunis dan ABC Komunisme saya belajar dasar-dasar Marxisme.
Baru-baru ini,
sementara orang asing mengatakan bahwa Marxisme
tidak bisa dikalahkan. Ini bukan disebabkan karena
terdapat begitu banyak buku-buku besar, tetapi
adalah karena Marxisme itu
merupakan kebenaran yang tak terbantahkan. Hakikat
dari Marxisme adalah mencari kebenaran dari
kenyataan. Itulah yang kita harus bela, bukan
pemujaan terhadap buku-buku. Politik Reform dan
Keterbukaan telah mencapai sukses bukan karena kita
bersandar pada buku-buku, tetapi karena kita
bersandar pada praktek, dan mencari kebenaran dari
kenyataan. Adalah kaum tani itu sendiri yang
menemukan sistim kontrak tanggungjawab keluarga
dengan upah terkait hasil. Banyak ide-ide bagus
berkenaan dengan reform pedesaan bersumber dari
tingkat akar-rumput. Kita memprosesnya dan
meningkatkannya ke taraf garis-pembimbing bagi
seluruh negeri.
Praktek adalah
batu-ujian satu-satunya untuk menguji kebenaran.
Saya belum membaca banyak sekali buku, tetapi ada
satu hal yang saya percayai: Prinsip Ketua Mao
mencari kebenaran dari kenyataan. Prinsip itulah
yang menjadi sandaran kita, ketika sedang
melancarkan perang, dan kita terus bersandar padanya
dalam pembangunan dan reform. Kita telah membela
Marxisme seluruh hidup kita. Sesungguhnya Marxisme
itu bukanlah hal yang sulit dimengerti. Ia merupakan
sesuatu yang sederhana. Suatu kebenaran yang
sederhana sekali.
*
* *
Dengan ini kesalahan tik dan
terjemahan telah diusahakan dikoreksi, sesuai dengan saran Bung Tongky H
Susanto.
Terima kasih kepada Bung Tongky H Susanto.
Terima kasih kepada Bung Tongky H Susanto.
* * *
__,_._,___
No comments:
Post a Comment