Sunday, August 5, 2007

Kolom IBRAHIM ISA - AMERIKA yang KOLOT dan AMERIKA yang MAJU

Kolom IBRAHIM ISA
Rabu, 04 Juli 2007
----------------------------
AMERIKA yang KOLOT dan AMERIKA yang MAJU


Hari ini adalah hari Rabu, 04 Juli 2007. Duaratus tigapuluh satu tahun yang lalu (1776), Amerika memproklamasikan kemerdekaannya. Di Amerika hari 'JULY FOURTH' , dirayakan besar-besaran oleh bangsa Amerika. Sama seperti kita merayakan 17 Agustus 1945 kita. Orang-orang Amerika menyaksikan pemasangan mercon dan kembang api yang indah, parade dan tari-menari, memanggang sate, piknik dan menyaksikan pertandingan baseball, dsb. Pokoknya hari July Fourth dirayakan sebagai haripesta nasional di Amerika. Itu berlangsung sejak tahun 1777.

Orang-orang Indonesia yang punya sahabat orang Amerika dengan sendirinya mengucapkan selamat atas Hari Nasional mereka itu.

Bagaimana kita seyogianya memandang negeri terkaya dan terkuat di dunia, Amerika sekarang ini?

* * *

Sementara kalangan mengambil sikap keras. Menganggap Amerika adalah sumber utama bala dan kekacauan di dunia sekarang ini. Menganggap Amerika buruk segala-galanya. Amerika Serikat harus diganyang, bahkan dihancurkan (kalau bisa). Sementara fihak lainnya, lain lagi melihat Amerik Serikat. Mereka memuja segala sesuatu yang datang dari Amerika. Amerika dianggap sebagai suatu kekuatan perkasa yang dikagumi, ditiru tetapi juga ditakuti.

Terhadap Amerika seharusnya mengambil sikap berbaikan dan manut saja, dsb. Kalau mau selamat dan dapat bantuan atau kredit dari Amerika, jangan coba-coba atau berani-berani mengeritik apalagi menentang Amerika. Inilah sikap yang kebalikan dari sikap yang pertama tadi.

Dua-dua sikap tsb jelas main mutlak-mutlakan dan main pukul rata. Lebih parah lagi mereka menganggap masing-masing pandangan mereka sendiri yang paling benar dan harus dituruti.

* * *

Judul tulisan ini memang sengaja mengkonfrontasikan dua hal yang bertentangan. Yaitu AMERIKA yang KOLOT, yang reaksioner dan yang imperialis dunia, itu satu Amerika. Kemudian Amerika lainnya, yaitu AMERIKA yang MAJU, Demokratis dan PROGRESIF. Segi kolot dari Amerika seperti yang a.l. bangsa dan negara Republik Indonesia kenal lewat pengalamannya sendiri, adalah Amerika yang subversif, yang a.l memberikan bantuan senjata dan keuangan (termasuk juruterbang Alan Pope - CIA) pada pemberontakan separatis PRRI/Permesta yang hendak memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Amerika yang imperialis, di mancanegara, adalah Amerika yang kita kenal karena politik dan tindakan campurtangan, agresi dan invasi (terdiri dari serdadu-sedadu sewaan pelarian Cuba) terhadap wilayah Cuba, Playa Giron, lewat 'membangkitkan pemberontakan dari dalam' untuk menumbangkan pemerintah Sosialis Cuba yang baru berdiri ketika itu. Amerika imperialis yang kita kenal, adalah yang melakukan subversi terhadap negeri-negeri lain yang tidak tunduk padanya, sampai pada usaha pembunuhan terhadap kepala suatu negara yang berdaulat. Seperti yang dilakukannya, melalui CIA yang merancangkan pembunuhan terhadap kepala negara Cuba, Fidel Castro.


Amerika Serikat, negeri terkaya dan terkuat di bidang militer, -- nama dan pengaruhnya tidak pernah semerosot seperti sekarang ini. Barangkali hanya bisa dibandingkan dengan periode ketika AS sedang berkubang dalam rawa-rawa dan lumpur 'Perang Vietnam'.

Saat itu bukan saja rakyat mancanegara mengecam dan menentang politik campur tangan dan agresi Amerika di Vietnam, tetapi juga mahasiswanya sendiri, kaum mudanya sendiri, bahkan boleh dipastikan sebagian terbesar rakyat Amerika menentang keras perang Amerika di Vietnam. Demo menentang 'perang Vietnam' paling menyolok termanifestasi ketika kaum muda Amerika membakar
kartu-kartu dinas wajib militer. Mereka tidak mau dijadikan umpan peluru mati konyol, mengakhiri hidupnya di negeri yang tak pernah mereka dengar sebelumnya.

Propaganda Amerika bahwa agresinya di Vietnam, mengirimkan puluhan ribu tentara AS yang terdiri dari anak-anak muda rakyat biasa -- bahwa itu dilakukan dengan tujuan untuk melawan 'agresi Komunis dari Vietnam Utara', dan bahwa ribuan korban serdadunya yang telah berjatuhan di hutan-hutan dan di sawah-sawah Vietnam, adalah demi mempertahankan 'demokrasi' di Vietnam Selatan, di Asia dan di dunia-- Propangda usang itu sudah tak ada yang percaya lagi.

Politik 'Perang Vietnam' AS sudah benar-benar bangkrut. Pendapat umum dunia yang rasional lega hatinya ketika periode 'perang Vietnam' tsb ditutup dengan kekalahan mutlak AS. Gambarannya yang gamblang adalah laporan wartawan TV AS yang mengisahkan 'mundurnya' AS dari Vietnam, yang berlangsung di Kedutaan AS di Saigon. Bagaimana paniknya AS yang lari pontang-panting dari Vietnam lewat helicopter Angkatan Lautnya.

* * *

Ada pepatah bijaksana yang mengatakan bahaw 'seekor keledai tak akan kedua kalinya kesandung pada batu yang sama'. Tetapi kaum modal Amerika yang mabuk minyak dewasa ini rupanya lebih dungu dari keledai. Bisa disaksikan dari politik 'perang Irak' yang dilakukan oleh Presiden George W. Bush sekarang ini. Begitu tidak populernya 'perang Irak' yang dilancarkan AS itu, sampai-sampai sekutu-sekutu AS yang penting di Eropah-pun tidak mau menyokong, tidak mau terlibat. Kecuali, pemerintah Inggris di bawah Tony Blair ketika itu. Nah, Tony Blair, satu-satunya sekutu penting Bush di Eropah, akhirnya terpaksa gulung tikar justru karena sikapnya yang menyokong Bush dan ambil bagian langsung dalam penyerbuan ke Irak. Mau membereskan dan mengintroduksikan demokrasi di Irak? Hendak membebaskan Irak? Lihatlah apa akibatnya. Irak menjadi lebih berdarah, mejadi lebih kacau dan lebih merupakan 'destabilising factor' di Timur Tengah dan dunia.

* * *

Amerika yang lainnya, ialah Amerika yang maju, yang progrsif, yang pro demokrasi dan pro perdamaian dunia serta menghormati bangsa-bangsa dan kedaulatan negeri-negeri lain meskipun punya pandangan lain. Orang-orang Amerika tsb adalah yang umumnya warganegara biasa, rakyat Amerika yang ramah dan suka serta mudah bergaul. Mereka datang tidak sedikit dari kalangan cendekiawan dan terpelajar seperti George McTurnan Kahin, Ruth McVey, Benedict Enderson dan banyak lainnya.

Cobalah perhatikan betapa besar perhatian cendekiawan Amerika yang maju terhadap Indonesia dan masalah-masalahnya, seperti dalam hal berikut ini: Untuk menghormati dan sebagai penghargaan terhadap Indonesianis berbangsa Amerika terkemuka, George McTurnan Kahin (1918 - 2002), -- dalam tahun 1996, ketika rezim Orba Presiden Suharto masih berkuasa (dan G. Kahin masih hidup), sembilan orang sarjana politik dan sejarawan Amerika telah menyajikan esay-esay
mereka dalam sebuah buku berjudul 'THE MAKING OF INDONESIA'. Buku yang di-edit oleh Daniel S. Lev (Indonesianis terkemuka) dan Ruth McVey (Indonesianis terkemuka Amerika lainnya) diterbitkan oleh Southeast Asia Program, Cornell University: Ithaca, 1996 (tebalnya 201 halaman). Buku tsb memuat tulisan-tulisan ilmiah berkenaan dengan sumber dan kekuatan pendukung dari Indonesia masa kini. Suatu tema studi yang digeluti oleh pendiri Southeast Asia Program dari Cornell University, George McKahin.

Aku ingat kesan-kesan Joesoef Isak, Penerbit HASTA MITRA, ketika beliau mampir di Belanda dari kunjungannya ke Amerika Serikat. Aku tak menduga, kata Joesoef, cukup banyak cendekiawan Amerika dari pelbagai kalangan perguruan tinggi dan lembaga studi yang punya pandangan maju, yang progresif dan yang pro-Indonesia. Jumlah mereka itu tidak kecil, kata Joesoef, dan punya pengaruh tertentu terhadap kalangan ilmu dan masyarakat umumnya.

Kita juga masih ingat bahwa penghargaan berupa Awards yang diberikan kepada Pram dan Joesoef sebagai penghargaan atas usaha dan perjuangan mereka demi prinsip menyatakan pendapat dengan bebas, adalah dari pelbagai lembaga di Amerika Serikat. Sahabat-sahabatku orang Amerika juga punya pandangan yang maju dan progresif serta mengharapkan Indonesia sebagai bangsa dan negara muda bisa mencapai demokrasi, kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya.

Revolusi Kemerdekaan Amerika lebih duaratus tigapuluh tahun yang lalu, juga telah memberikan inspirasi terhadap negeri-negeri dan bangsa lain, baik yang terbelenggu di bawah kekuasaan tirani feodalisme, fasisme dan kolonialisme, dalam perjuangan mereka untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan. Termasuk memberikan inspirasi pada bangsa Indonesia dalam perjuangannya untuk kemerdekaan nasional.

* * *

Dengan demikian, pandangan kita jelas.

Kita t i d a k main pukul rata. Secara rasionil kita berusaha melihat kenyataan yang ada. Melihat perkembangan sebagaimana dinyatakan oleh fakta-fakta. Amerika yang kita kritik dan lawan adalah Amerika yang melaksanakan politik imperialis terhadap negeri-negeri lain.

Yang kita hargai dan sahabati adalah Amerika yang peduli terhadap haridepan yang demokratis, makmur dan adil bagi Indonesia.

* * *

No comments: