Saturday, July 18, 2009

Kolom IBRAHIM ISA - PERHATIKAN FAKTA SEJARAH Yg BICARA

Kolom IBRAHIM ISA

Kemis, 28 Mei 2009


PERHATIKAN FAKTA SEJARAH Yg BICARA


Hari ini kubuka computerku: Di-klik pada 'Postvak In'. Seperti biasa berderet e-mail yang baru masuk. Dari sahabat, dari teman, dari relasi dan yang banyak adalah dari berbagai milist di internet, seperi Apakabar, Wahana, Mediacare, HKSIS, dll. Dari BBC, VOA, New York Time, NRC Handeslblad, de Volkrabt, dll. Bahkan ada dari Partai Demokrat dan Republik, AS. Ada juga email kuterima yang isinya sematamata makian. Berusha memancing untuk ´debat kusir´. Jika dilayani segera akan berubah jadi konflik pribadi. Akhirnya dilontarkanlah macam-macam fitnah!. Yang begitu itu, pasti tak perlu digubris.


* * *


Sehari, terkadang sampai dua ratus email kuterima. Kalau tidak segera diseleksai, celaka. Jadi penuh 'Postvak In' itu. Berita baru tak bisa lagi masuk. Memang, tidak harus dibaca semua. Perlu dilihat judulnya. Juga perlu tau siapa pengirimnya. Baru ambil keputusan, mana-mana saja yang perlu dibuka keseluruhannya untuk dibaca seluruhnya. Dan mana-mana yang di 'delete' saja. Masuk 'prullenbak´.


* * *


Sambil lalu, – – – – – memang perkembangan ilmu dan teknik komunikasi, khsusunya perkembangan computer dan internet, tak terbilang kegunaannya. Tentu, pelbagai kalangan, banyak fihak menggunakannya. Ya, yang bisnis, ya yang dalam rangka kegiatan ilmiah, ya, yang mensalah gunakannya. Barangkali pembaca pernah mendengar bahwa sekelompok orang (penipu), menggunakan internet, mailist, untuk menggiur pembacanya, dengan cepat meraih ketuntungan ribuan bahkan jutaan dolar, asal, asal . . . . . . Nah, asal mau serahkan nomor rekening bank anda dsb. Mulailah penipuan.


* * *


Tapi tulisan kali ini, yang utama untuk melihat ke belakang. Ke sejarah perjuangan bangsa kita begitu Republik Indonesia, dari Sabang sampai Merauké di PROKLAMASIKAN oleh Bung Karno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.


Yang menggugah kita menoleh ke belakang, ke sejarag perjuangan ialah BAHAN DOKUMENTASI yang dikirikimkan oleh sahabat baikku di Jakarta, sejarawan Hoesein R. Yang dikirimkannya ialah foto zaman Revolusi Agustus± Bisa dilihat dalam foto historis itu, ketika Adnan Kapau Gani, Menteri Kemakmuran RI, dan Mr Amir Syarifuddin, Menteri Penerangan RI.

Mereka sedang diinterviw oleh seorang wartawan asing Barat, di ketika itu, Istana Gubernur Jendral Hindia Belanda, di Rijswijk, Batavia. Begini penjelasan, Hoesein R. ±


´Foto ini dibuat kira-kira pada awal tahun 1947. Tempat Istana Negara d/h Istana Rijswijk. Saat itu dalam kesempatan perundingan antara delegasi Indonesia dan Belanda, dr AK Gani dan Mr Amir Sjarifudin sedang diwawancarai wartawan asing. Apa yang mereka pikirkan kira-kira ya ?. Tentusaja bukan soal apa yang negara bisa perbuat untuk mereka, tapi kemungkinan besar apa yang dapat mereka perbuat untuk negara ? AK Gani meninggal hampir dalam keadaan miskin sehingga harus berpraktek lagi sebagai dokter umum di Palembang padahal dia pernah menjadi Menteri Kemakmuran (Mungkin sekarang gabungan dari Menteri Perdagangan, dan Perindustrian). Saat meninggal mobil yang dipinjamkan seseorang, diminta kembali. Amir Sjarifudin tidak pernah mengalami zaman Indonesia diakui kedaulatannya termasuk kembali ke negara kesatuan pada 17 Agustus 1950. Dirinya keburu dieksekusi terkait pada peristiwa Madiun pada tahun 1948. Tapi apapun sejarah hidupnya, dia adalah putra-putra Indonesia terbaik negeri ini. Ada yang bisa menambahkan ?


Foto ini dibuat kira-kira pada awal tahun 1947. Tempat Istana Negara d/h Istana Rijswijk. Saat itu dalam kesempatan perundingan antara delegasi Indonesia dan Belanda, dr AK Gani dan Mr Amir Sjarifudin sedang diwawancarai wartawan asing. Apa yang mereka pikirkan kira-kira ya ?. Tentusaja bukan soal apa yang negara bisa perbuat untuk mereka, tapi kemungkinan besar apa yang dapat mereka perbuat untuk negara ? AK Gani meninggal hampir dalam keadaan miskin sehingga harus berpraktek lagi sebagai dokter umum di Palembang padahal dia pernah menjadi Menteri Kemakmuran (Mungkin sekarang gabungan dari Menteri Perdagangan, dan Perindustrian). Saat meninggal mobil yang dipinjamkan seseorang, diminta kembali. Amir Sjarifudin tidak pernah mengalami zaman Indonesia diakui kedaulatannya termasuk kembali ke negara kesatuan pada 17 Agustus 1950. Dirinya keburu dieksekusi terkait pada peristiwa Madiun pada tahun 1948. Tapi apapun sejarah hidupnya, dia adalah putra-putra Indonesia terbaik negeri ini. Ada yang bisa menambahkan ?


No comments: