Tuesday, May 7, 2013


*IBRAHIM ISA*
*Akhir Desember, 2012
---------------------*


*RENUNGAN – Penutup MEMOAR *

*KENANGAN Sebagai Cara MERIKSA DIRI*


Bila umur sudah mencapai diatas delapan puluh, semakin terasa bahwa masa hidup yang telah dilalui, terasa singkat. Terasa tak cukup lama. Terasa kurang! Terasa seolah-olah belum berbuat apa-apa yang berarti dalam hidup ini. Terasa peristiwa-peristiwa itu berlalu seperti sekejap saja.


Kurang waktu untuk sejauh mungkin mendalami dan menarik manfaatnya. Manfaatnya bagi siapa? Siapa lagi bagi *YANG MUDA-MUDA*. Bagi generasi yang baru tumbuh. Membesar, mendewasa dan mematang.


* * *


Dalam Kata Pendahuluan Buku “Bui Tanpa Jerajak Besi”, Oktober 2011, kutulis sbb:

Mengikuti serta mempelajari perkembangan nasion muda ini menuju pada emansipasi bangsa, kiranya dapat dikemukakan bahwa masalah *pembangunan nasion*, melanjutkan usaha memperkokoh dan *meningkatkan kesedaran berbangsa *adalah butir-butir tugas yang masih harus terus-menerus diamalkan. Penegakkan dan pemberlakuan prinsip-prinsip demokrasi dan hak-hak manusia warga tak bisa lepas dari syarat dan kondisi mantapnya kesedaran berbangsa nasion ini.
 
Demikian pula halnya pemberantasan korupsi, dibangunnya suatu birokrasi dan pemerintahan yang bersih serta pengabdiannya pada masyarakat, --- keberhasilannya, kemajuannya, -- sangat bergantung pada tingkat kesedaran berbangsa nasion. Pada kesedaran mempersatukan kekuatan positif masyarakat, di atas mana dibangun tegak persatuan bangsa dari Meerauké sampai ke Sabang./

Tulisan-tulisan yang disajikan dalam seleksi kumpulan tulisan ini justru dimaksudkan sebagai sumbangan*betapapun kecilnya*, menurut kemampuan yang masih ada, guna mencapai tujuan mulya tsb.

Yaitu menegakkan suatu masyarakat Indonesia yng adil dan makmur, demokratis dan pluralis, toleran serta multikutural, --- bersatu, kokoh dan jaya.
 
* * *

Direnungkan dan difikirkan lagi, tak terelakkan timbul semacam penyesalan, mengapa tidak bisa ambil bagian lebih baik dan lebih intensif lagi dalam usaha mulia pembangunan bangsa ini, dalam *NATION BUILDING* dan *CHACTER BUILDING* bangsa Indonesia. Terasa benar “keasoran” tinggal dan hidup sebagai seorang *EKSIL*. Tidak bisa ikut kiprah langsung di medan perjuangan bersama kawan-kawan seperjuangan di tanah air tercinta.


Tetapi, -- pelajaran penting yang perlu ditarik ialah, bahwa tidak sedikitpun ada manfaatnya menyesali situasi yang merupakan bagian dan risiko yang harus dipikul dalam perjuangan dan kegiatan untuk memenangkan ide dan konsep, visi dan misi yang diyakini adalah luhur dan mulya, adil dan benar demi kemajuan dan kejayaan bangsa ini.


Direnungkan dan difikirkan lagi, tidaklah pada tempatnya menyesali keadaan pribadi sendiri.*YANG PENTING IALAH BERBUAT MENURUT KEMAMPUAN YANG ADA dalam syarat-syarat kongkrit yang tersedia. *


Tak usah memikirkan besar kecilnya andil dalam perjuangn demi kebaikan tanah air dan bangsa. Yang penting adalah melakukannya, berbuat dengan segala keseriusan dan dengan sepenuh hati agar bisa diambil manfaatnya bagi generasi muda yang akan meneruskan perjuangan NATION BUIDING ini dan CHARACTER BUILDING selanjutnya.

Untuk perjuangan mulya dan adil bangsa *THERE IS NO JOURNEY'S END . . . .*




* * *






No comments: