Monday, April 2, 2007

IBRAHIM ISA Berbagi Cerita -- BELANDA PEDULI INDONESIA

*IBRAHIM ISA Berbagi Cerita*

*Kemis, Minggu Ke-2 Januari 2007.*

*-----------------------------*

*BELANDA PEDULI INDONESIA*

**


Sejak diundang oleh 'Yayasan Winternachten' Den Haag, bertambah pengetahuanku bahwa orang-orang Belanda memang benar, menaruh kepedulian yang sungguh-sungguh terhadap segala sesuatu yang bersangkutan dengan INDONESIA. Tak lain dan tak bukan, bertitik tolak dari rasa dan keinginan mempertahankan dan mengembangkan hubungan historis Belanda dengan Indonesia. Terutama hubungan dan pengembangan di bidang budaya dan sosial.


Di fihak pemerintah Belanda, memang sudah lama kepedulian terhadap Indonesia ini tercurah a.l di bidang pendidikan dan kebudayaan. Untuk tahun ini permerintah Belanda berrencana memperbesar sumbangannya terhadap usaha pendidikan di Indonesia. Sudah sejak lama tidak asing lagi, banyaknya orang Indonesia yang meneruskan studinya di negeri Belanda, terutama di Leiden, Delft, Wageningen, Den Haag dan Amsterdam.


Dua tahun yang lalu ada yang 'tak enak' yang terjadi tanpa dimaui berkaitan dengan negeri Belanda. Ketika itu seorang pejuang HAM terkenal Munir, dibunuh asasin. Munir sedang dalam perjalan dari Jakarta ke Schiphol, Amsterdam. Ia pergi negeri ke Belanda untuk menambah studinya di Universitas Utrecht. Sampai sekarang kasus pembunuhan politik ini masih terkatung-katung. Belakangan ada berita, katanya, kasus Munir ini akan cepat terungkap siapa sesungguhnya asasin dan dalangnya. Karena, katanya, kasus pembunuhan Munir sudah menjadi 'kasus internasional'. Antara lain karena Amerika juga turun tangan dalam pelacakan untuk mengungkap kasus pembunuhan terhadap pejuang HAM Indonesia Munir.


* * *


Cakap-cakap ini terutama dimaksudkan untuk sedikit cerita tentang Interntiona Cultural Festival 'Winternachten' Den Haag. Penyebabnya ialah a.l kepedulian belanda, antara lain terhadap Indonesia. Di bidang budaya dan sosial.


Sebenarnya bila hendak mengetahui lebih mendetail dan dari sumber otentik mengenai kegiatan WINTERNACHTEN DEN HAAG, lebih baik masuk saja di internet. Lalu klik www.winternachten.nl . Di situ akan didapati segala informasi mengenai Yayasan Winternachten Den Haag dan kegiatannya selama ini. 'Maar goed', kata orang Belanda. Baik aku introduksikan juga sedikit mengenai WINTERNACHTEN, yang di waktu lalu pernah juga kutulis.


* * *


Pasal mulanya: Pada suatu hari (2004) aku dihubungi oleh salah seorang penggiat Yayasan Winternachten Den Haag. Diajukan pertanyaan/undangan apakah aku bersedia untuk ambil bagian dalam salah satu acara kegiatan mereka dalam Winternachten 2004 itu. Sikapku adalah: Selalu sedia ambil bagian dalam kegiatan dengan tema PEDULI INDONESIA. Singkatnya, aku diminta untuk ambil bagian dalam semacam 'seminar kecil-singkat' yang bersangkutan dengan Peristiwa 1965. Fokusnya pada saat-saat dimulainya kampanye pembantaian masal terhadap orang tak bersalah, yang dilakukan oleh kaum militer di bawah Jendral Suharto, dalam rangka usaha perebutan kekuasaan terhadap Presiden Sukarno.


Karena keterlibatanku dengan kegiatan Winternachten Den Haag tsb, sejak itu, aku selalu diundang untuk menghadiri dan menikmati acara-acara mereka khususnya yang menyangkut dengan Indonesia.

Juga kali ini, aku diundang untuk menghadiri dan menikmati acara mereka.


* * *


Mungkin baik juga diceriterakan sedikit tentang Yayasan Winternachten Den Haag. Yayasan ini dididrikan pada tahun 1995. Jadi belum lama. Baru 11 tahun. Tujuannya antara lain adalah untuk memelihara dan mengembangkan jaringan-kerja (network) antara penulis-penulis Nederland dan rekan-rekan sebidang, yaitu penulis-penulis Indonesia, Suriname, Antilia Belanda, Aruba dan Afrika Selatan. Setiap tahun WINTERNACHTEN mengorganisasi festival kebudayaan internasional, di Den Haag dengan para penulis, pemusik dan pembuat-pembuat film dari negeri-negeri tsb diatas.


Selain itu Stichting WINTERNACHTEN terlibat dalam pengorganisasian edisi-edisi 'Winternachten di Seberang Lautan', peristiwa-peristiwa literair di Afrika Selatan, Indonesia, Antitilia dan Suriname. Dengan demikian Winternachten selalu mengadakan kerjasama dengan organisasi-organisasi kebudayaan setempat, dengan maksud agar pertemuan dengan para penulis dari negeri-negeri yang bersangkutan juga berlangsung di luar Nederland.


Dewasa ini Direktur/Pimpinan Artistik WINTERNACHTEN adalah TON van de LANGKRUIS.


Dalam kesempatan ini terimakasih kusampaikan kepada Ton van de Langkruis, untuk undangan beserta tickets yang dikirimkannya kepada ku dan istriku Murti, untuk bisa hadir pada kegiatan Winternachten pada tanggal 11 Jan, hari ini, dan besok pada tanggal 12 Januari.


* * *


Pada acara Winternachten Den Haag tahun 2007 kali ini, diundang turut hadir hampir 100 penulis, penyair, musikus, pembuat film dam para ilmuwan dari a.l. Indonesia, India, Mesir, Maroko, Suriname, Antilia dan Afrika Salatan. Mereka a.l akan membacakan karya mereka, ambil bagian dalam pembicaraan, diskusi dan debat, konser, diskusi publikasi dan programa-programa film. Tahun ini akan banyak perhatian dicurahkan pada kebudayan Berber, dengan ikut sertanya penyair-penyiar dari Maroko dan Nederland.


Sejarah Nederland dan Indonesia menjadi tema dua program dengan bekerjasama dengan NIOD (Institut Dokumentasi Perang, Nederland). Sedangkan penulis terkemuka India Pankaj Mishra membuka festival Winternachten dengan membacakan karyanya mengenai Literatur dan Globalisasi.


* * *


Dari fihak Indonesia juga tidak sedikit yang hadir. Antara lain, penyair Sitor Situmorang; sejarawan Prof. Dr Bambang Purwanto; penulis Ayip Rosidi; jurnalis Jos Wibisono; Penyair Jeffry Alkatiri; rombongan musik The Jakarta Street Band; penulis Nukila Amal; penulis Alit Djojosoebroto; dan penulis Muhammad Hisyam. Maaf bila masih ada yang terlupa disebut namanya disini.


Pada acara yang akan kami hadiri nanti malam , adalah yang dimulai pada jam 20.00. Dengan tema 'Batavia tot Jakarta in Proza en Film'. Penulis muda Indonesia Nukila Amal akan cerita tentang masa lampau pada tempo dulu itu lewat mata bapaknya. Sedangkan penyair Indonesia turunan Arab/Pakistan, Jeffrey Alkatiri akan 'membimbing' hadirin berkelana dalam kota Jakarta dulu dan sekarang.


Lalu ada acara musik yang dibawakan oleh 'The Jakarta Street Band', dengan tema 'Dari Kroncong sampai ke Dangdut'.


Penyair dan penulis terkenal Sitor Situmorang akan membacakan bagian dari ceritanya tentang KASIM.


Demikianlah sepintas kilas mengenai a.l. acara budaya menyangkut Indonesia yang akan dipentaskan oleh Stichting WINTERNACHTEN DEN HAAG. Masih banyak lagi macam dan ragam acaranya. Yang kutulis ini sebagian kecil saja, yang kebetulan akan kami berdua hadiri. Mungkin masih akan kutulis lagi mengenai acara yang kami hadiri itu.


Amsterdam Bijlmer, 11 Januari 2007.


* * *

No comments: