Monday, April 2, 2007

Kolom IBRAHIM ISA - TIONGKOK yang KUKENAL (3)

Kolom IBRAHIM ISA
Jum 'at, 09 Februari 2007
--------------------------------------------

TIONGKOK yang KUKENAL (3)
Mengenal Tiongkok!
Bisa sederhan. Bisa juga pelik dan rumit. Banyak tergantung dari situasi per individu. Bagaimana titik tolak dan latar belakang sejarah yang bersangkutan. Banyak yang bukan orang Tiongkok, memperoleh gambaran atau ide tentang Tiongkok dari berita atau literatur. Dari pelajaran sejarah di sekolah ataupun di perguruan tinggi .Bisa juga dari ceitera orang yang pernah berkunjung atau tinggaldi Tiongkok. Ada juga yang pernah berkunjung atau bahkan tinggal di Tiongkok dalam waktu tertentu. Akhirnya, tergantung pilihan yang bersangkutan. Apa yang ia ingin ketahui atau hendak kenal tentang Tiongkok. Mau mencari yang negatifnya (saja), pasti akan menjumpainya.
Mau mencari yang positifnya juga pasti banyak. Mau berusaha obyektif juga bukan tidak mungkin.

Nanti kita lihat bersama, bagaimana seorang jurnalis Amerika, Jack Belden, yang menulis buku terkenal CHINA CHAKES THE WORLD' (1949), 'Tiongkok Menggoncangkan Dunia' menulis tentang Tiongkok. Bagaimana pula Jung Chang, orang Tiongkok dan suaminya orang Inggris, Jon Halliday, menulis tentang Mao dan Tiongkok.

* * *

Bisa juga kukenangkan kembali bagaimana aku mengenal Tiongkok. Ini kasus lebih sederhana, karena itu pengalamanku sendiri. Pada suatu ketika, awal tahun 1950-an, sesudah tercapainya perdamaian antara Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda (akhir 1949), banyak buku dan literatur luarnegeri masuk Jakarta. Tidak sedikit literatur yang mengisahkan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, yang diproklamasikan pada tanggal 1 Oktober 1949. Umumnya mengisahkan keheibatan tentara Komunis di bawah pimpinan Mao Tsetung dan Chu Teh, yang berhasil memusnahkan tentara Kuo Min Tang di bawah pimpinan Jenderalisimo Chiang Kai-sjek. Diberitakan bagaimana sisa-sisa kekuatan KMT yang korup dan bobrok serta bangkrut itu lari ke Taiwan. Diberitakan pula bagaimana pemerintah Tiongkok Baru, pemerintah RRT, mengatasi inflasi, memulihkan serta menjalankan kembali roda ekonomi negeri, melakukan pembagian tanah kepada kaum tani serta mengakhiri kriminalitas, pelacuran, perjudian, dsb

Tak kujumpai ada pemberitaan yang membantah kebobrokan KMT yang kalah didaratan Tiongkok dan lari ke Taiwan. Juga tidak ada berita yang menyanggah bahwa tentara Komunis di bawah pimpinan Mao Tsetung dan Chu Teh, telah berhasil membereskan negeri dan memulihkan perdamaian di Tiongkok.

* * *

'CHINA SHAKES THE WORLD' , karya Jack Belden.
Entah dari siapa, pertama-tama aku mendengar tentang buku Jack Belden itu. Tak ingat lagi. Tapi kuingat buku itu kubeli di Toko Buku Indira di Menteng, Jakarta. Jack Belden, wartawan UPI, menulis bukunya yang terkenal 'CHINA SHAKES THE WORLD' (1949) – 'Tiongkok Menggoncangkan Dunia'. Kuingat sekarang, nama buku itu, mula kudengar kalau tak salah dari Sidharta pimpinan SBKB, Serikat Buruh Kendaraan Bermotor, salah seorang pendiri Lekra .

Bagiku, membaca buku Jack Belden 'China Shakes The World' ketika itu, melengkapi gambaranku mengenai Tiongkok di bawah KMT dan bagaimana kaum Komunis Tiongkok telah berhasil membebaskan serta mempersatukan Tiongko. Dulu Tiongkok digelari sebagai 'orang sakit Asia'.
Berkat suatu proses revolusioner, Tiongkok lahir kembali sebagai raksasa yang segar bugar.

Sama kesanku seperti kesan seorang pembaca, bernama Biliang Zhou, graduate student State College, PA, USA. Ia menulis: Sesudah membaca edisi bahasa Tionghoa buku 'CHINA SHAKES THE WORLD', saya berterimakasih kepada Jack Belden (meninggal 1989 di Paris dalam usia 79th). Jack Belden secara hidup dan setia pada fakta mencatat Perang Saudara Tiongkok, yang secara fundamental telah menghancurkan masa lampau Tiongkok dan membuka jalan ke arah modernisasi.

Pembaca lainnya, Yinshu Zhang, Herdon, Virginia, AS, menyatakan tentang buku CHINA SHAKES THE WORLD, sbb: Buku ini yang telah amat menyentuh hatiku, begitu uniknya, betapa telah membelokkan pandangan umum di Amerika, meskipun penulisnya tidak bermaksud demikian. Sedemikian jauh, apa yang kita ketahui tentang Partai Komunis Tiongkok tidak lebih dari anti HAM, biadab, maniak yang berakal busuk. Tetapi sementara dari kalian mungkin bertanya-tanya, barangkali suatu pertanyaan yang sayup-sayup sampai, bagaimana orang-orang Komunis Tiongkok itu bisa memenangkan perang saudara di Tiongkok dalam tahun 1940-an, bagaimana mereka bisa mengalahkan tentara PBB dalam tahun 1950 . . . . . . Bila masih ada pertanyaan lagi, akan anda termukan dalam buku Jack Belden. Bolehlah saya katakan bahwa inilah satu-satunya buku yang akan membikin anda memahami Tiongkok masa lampau dan masa kininya.

Satu lagi komentar terhadap buku Jack Belden CHINA SHAKES THE WORLD, dari J. Michael Showalter, Tennessee, AS, sbb: Buku ini benar-benar heibat. Ia mencatat Tiongkok di bawah pemerintah Nasionalis Tiongkok, ditulis oleh seorang wartawan Amerika, yang akhirnya terpesona oleh Tentara Pembebasan Rakyat di bawah pimpinan Mao, bukan disebabkan oleh ideologi, tetapi oleh daya tarik rakyat Tiongkok . . . . yang menderita. . . Benarlah, karya Jack Belden mengisahkan bagaimana melaluji Komunisme, rakyat Tiongkok telah membebaskan dirinya dari penindasan feodalisme . . . . . dan memberikan arah memahami MENGAPA rakyat masih dapat menghormati Mao Tjetung sebagai pemimpin dan pembebas bangsa . . .

* * *

Sehubungan dengan usaha untuk bisa mengerti dan mengenal Tiongkok dan membaca bahan-bahan dari sumber yang antagonis terhadap sistim politik dan pemerintahan Tiongkok sekarang ini, dewasa ini tidaklah sukar. Sering-sering buku sejenis itu, malah laris, menjadi 'bestseller'.

Buku yang tergolong baru terbit, , adalah yang ditulis oleh Jung Chang dan Jon Halliday. Jung Chang adalah penulis novel 'Angsa-angsa Liar', yang bestseller. Jon Halliday, adalah suami Jung Chang, seorang historikus berbangsa Inggris.

Judul bukuya: 'MAO CERITERA YANG TAK DIKENAL' . Judul aslinya: 'MAO, The Unknown Story'. Yang ada di tanganku adalah edisi bahasa Belanda, berjudul: 'MAO, Het Onbekende Verhaal'. Menurut penerbitnya, Jung Chang dan suaminya sejarawan Inggris Jon Halliday, menulis buku mereka atas dasar penelitian dan studi selama 11 tahun. Maksud Jung Chang dan Halliday adalah mengungkap ceritera tentang Mao yang belum kenal orang. Buku itu terbit dalam tahun 2005. Penerbitnya:v Jonathan Cape, London. Tebal: 942 halaman. Netto isinya: 795 halaman. 152 halaman terdiri dari a.l., ucapan terima kasih; daftar orang-oarng yang diwawancarai; catatan; kepustakaan dari sumber-sumber Tiongkok; bibliografi dari sumber bukan-Tiongkok dan register. Sebanyak 39 foto dan pada cover buku, 1 sebuah foto potret-Mao. Masih ada 4 halaman peta menghiasi buku Jung Chang.

Bila menemukan buku tsb di toko buku atau di perpustakaan, dari luar memang tampak 'bukan sebarang buku'. Menurut penerbitnya, buku Jung Chang (terjemahan bebas, I.I.) 'adalah sebuah biografi tentang Mao. Suatu karya yang paling terdokumentasi yang pernah terbit mengenai Mao. Jung Chang dan Halliday berceritera tentang Mao yang tak kita kenal. Mao bukan seorang yang dikhayati oleh idealisme atau ideologi. Mao adalah seorang tukang intrik, yang meracuni dan memeras orang. Tujuan rahasia yang diperjuangkan Mao adalah menguasai dunia'.

Apa yang ditulis oleh penerbitnya tentang buku Jung Chang, ditegaskan lagi oleh Jung Chang sendiri dalam awal Bab 1, bukunya, sbb:

'Mao Tjetung, yang selama puluhan tahun menguasai peri kehidupan seperempat penduduk dunia, adalah yang bertanggung-jawab atas kira-kira 70 juta nyawa yang melayang di masa damai, suatu tanggungjawab yang lebih besar dari tanggungjawab pemimpin manapun dalam abad ke-21.

Selanjutnya pada halaman 25 edisi bahasa Belanda, Jung Chang menulis sbb:
'Latar belakang tani Mao, tidak menyebabkan ia dikhayati oleh idealisme tentang memperbaiki nasib kaum tani Tiongkok'.

Sedangkan dalam 'Epilog' pada halaman 795, Jung Chang dan Halliday, mengakhiri penulisannya dengan menandaskan:

'Juga sekarang ini, potret Mao dan jenazahnya masih mendominasi Lapangan Tiananmen, ibukota Tiongkok.. Rezim komuis yang sekarang ini masih menamakan dirinya pewaris Mao dan dengan cara yang agresif meneruskan mitos Mao”.

Kiranya tujuan Jung Chang dan suaminya historicus Jon Halliday, menulis buku itu sukup jelas.

Buku Jung Chang dan Halliday terkenal, menjadi bestseller, diterjemahkan entah dalam berapa bahasa. Ada yang memujinya, ada pula yang mempersoalkan, mengeritik dan menyanggahnya. Baik dimulai dengan pujian terhadap buku Jung Chang.

Perry Link, profesor pada East Asian Studies, Princeton University, menulis suatu review di penerbitan The Times Literary, August 2005. Ia menulis positif tentang buku Jung Chang.

Seorang Profesor Emeritus pada London School of Economics, Prof Michael Yahuda, menyatakan sokongannya pada buku Jung Chang. Dalam s.k. 'The Guardian' Yahuda menyebut buku Jung Chang itu sebuah 'buku yang cemerlang' dan suatu 'karya yang menakjubkan'.
Banyak lagi komentar yang memuji buku Jung Chang dan Jon Halliday.

* * *
KRITIK-KRITIK terhadap buku Jung Chang.
Penulis-penulis dan akademisi-akademisi lainnya menyatakan krktik mereka atau mempertanyakan buku Jung Chang itu. Umumnya para pengeritisi itu mempermasalahkan sekitar watak dari sumber-sumber yang digunakan buku itu. Teristimewa, karena sumber-sumber tsb tidak bisa diakses atau samasekali tidak bisa dipercaya. Point lainnya yang berulang-kali diajukan pengeritisi ialah bahwa imago Mao, seperti yang digambarkan oleh Jung Chang dan Halliday, terlalu dangkal, atau fokusnya terlalu disasarkan pada orangnya dan bukan pada Partai Komunis.

Salah seorang dari pengeritisi buku Jung Chang, Philip Short, seorang penulis buku 'Mao, Suatu Kehidupan', termasuk yang pertama yang berreaksi terhadap buku Jung Chang. Philip Short menyatakan keyakinannya, bahwa Jung Chang berat sebelah dalam pandangannya bahwa hanyalah Mao yang disalahkan untuk segala musibah yang diderita Tiongkok.

Pengeritisi lainnnya lagi, Andrew Nathan, Profesor dan Chair pada Departemen Ilmu Politik pada
Universitas Columbia, menulis (penilaian yang menyeluruh) dalam London Review of Books. Prof Nathan khawatir bahwa banyak dari penelitian yang dilakukan oleh Jung Chang, sangatlah sulit dikonfermasi, atau samasekali tak bisa dipercaya. Prof Nathan menilai bahwa, banyak sumber yang dikemukakan oleh Jung Chang dan Halliday, tidak bisa dicek, sedangkan lainnya terang-terangan spekulatif atau didasarkan atas bukti-bukti tak langsung dan sambil lalu saja , dan sementara tidak benar. Menurut Prof Nathan, kemarahan penulis, halamana bisa dimengerti sepenuhnya, telah membentuk buku baru ini.

Pengeritisi lainnya lagi, Profesor Thomas Bernstein dari Columbia University, menganggap buku Jung Chang dan Halliday sebagai suatu 'bencana besar' bagi usaha penelitian tentang Tiongkok dewasa ini . . . . . . Karena penulis menggunakan aparat penelitian yang menakjubkan, maka klaim-klaim mereka, dikira akan diterima orang ..... Namun kesarjanaan mereka itu digunakan sepenuhnya untuk menghancurkan secara total reputasi (jasa) Mao. Maka hasilnya ialah sama, yaitu kutipan-kutipan menakjubkan yang diambil diluar konteks samasekali, pemalsuan fakta-fakta dan dihilangkannya banyak hal. Yaitu fakta-fakta yang sebenarnya telah membentuk Mao, sebagai seorang pemimpin yang kompleks, kontradiktif dan banyak seginya.( A Swan little book of Ire, 07.10.2005)

* * *

No comments: