Monday, April 2, 2007

IBRAHIM ISA – BERBAGI KATA -- MENGAPA TIMBUL PERTANYAAN 'APAKAH KOMUNISME DAPAT HIDUP KEMBALI'?

IBRAHIM ISA – BERBAGI KATA
Penghujung Desember 2006
---------------------------------
MENGAPA TIMBUL PERTANYAAN 'APAKAH KOMUNISME DAPAT HIDUP KEMBALI'?

Berusaha mengikuti 'diskusi' yang terjadi di media internet, mengenai tema seperti yang tersirat di atas; tambah lagi kemudian adanya anjuran moderator HKSIS, Sdr. Chan CT, maka tergerak juga untuk 'berbagi kata'. Meskipun terselip perasaan yang 'aras-arasan'. Terus terang saja, karena terasa tidak relevan dengan situasi politik tanah air, maka jadi 'segan' rasanya memasuki diskusi yang 'serius' mengenai masalah yang tera sudah lama tidak relevan lagi. Selalu muncul lagi, muncul lagi pertanyaan APAKAH DISKUSI DENGAN TEMA SEMACAM ITU RELEVAN? Apa kondusif dengan situsi yang riil di mancanegara maupun nasional?

Menurut pengalaman gerakan di pelbagai negeri, khususnya gerakan Kiri yang merakyat, yang pro rakyat yang anti-kapitalisme, anti globalisme, gerakan seperti itu, tidak dimulai dengan mengajukan pertanyaan, “APAKAH KOMUNISME DAPAT HIDUP KEMBALI?”. Gerakan Kiri seperti itu, dimulai biasanya, karena adanya penindasan dan atau pemerasan, kemiskinan, ketidak adilan, dsb.

Soalnya, di dunia pemikiran mancanegara dewasa ini, 'soal itu' sudah tidak dianggap penting lagi. Sedikit sekali yang masih ada kegairahan untuk mengangkat masalah tsb. Ramainya tema tsb didiskusikan dan berulangkali dilontarkan ke forum pembicaraan dan analisa, bukankah itu terjadi ketika pemikiran orang amat terpengaruh oleh berkecamuknya 'Perang Dingin'. Nah, sekarang 'Perang Dingin' sudah tiada. Kubu Komunis yang ditakuti (Barat) sudah berantakan. Apalagi urgensinya membicarakan tema 'Apa Komunisme Dapat Hidup Kembali'? Bisa-bisa dianggap orang diskusi ini timbul dari nostalgi atau mungkin trauma terhadap masa-masa ketika bergeloranya 'Perang Dingin'.

Timbul lagi pertanyaan, kalau hendak membicarakan Komunisme, maunya Komunisme yang mana? Apakah Komunisme yang klasik? Ataukah Komunisme yang dicoba dipraktekkan di Rusia dan Eropah Timur. Di Tiongkok, Korea Utara, Vietnam dan Cuba?


Yang 'punya gawé' sendiri, ambil contoh misalnya, Republik Rakyat Tiongkok, yang menjadikan Marxisme-Leninisme-Fikiran Mao Cetung, sebagai ideologi pembimbingnya; sudah sejak meninggalnya Mao, 30 tahun yang lalu, sudah menarik pelajaran sendiri dari pengalaman mentrapkan Marxisme-Leninisme-Fikiran Mao Tjetung.

Apalagi bila hendak mencari solusi atau kesimpulan yang hendak dianggap paling tepat. Bukankah itu memboroskan waktu dan tenaga saja? Brangkali lebih baik mengikuti dan belajar dari pengalaman perkembangan politik yang menunjukkan kemenangan golongn Kiri di Amerika Latin. Di Belanda saja, pemenang satu-satunya adalah Partai Sosialis Belanda. Partai Kiri lainnya yang dikatakan agak nyimpang dari Marxisme yang klasik, meskipun masih segara bugar tapi dalam pemilu yang lalu sedikit mundur. Jadi yang 'konsisten Kiri' itulah yang menggondol kemenangan.

* * *

Jangan-jangan melemparkan tema 'Apakah Komunisme Dapat Hidup Kembali' itu dimaksudkan untuk 'nakut-nakuti' orang banyak agar jangan coba-coba membangkitkan kembali Komunisme di Indonesia.
Jadinya tidak kebetulanlah bahwa organisasi yang menamakan dirinya 'Permak' – Perasatuan Masyrakat Anti Komunis – belum lama ini mengobrak-abrik, membubarkan dan menggagalkan perinatan hari HAM dengan mengambil tema gerakan Marxis Internasional.

No comments: